Konten Media Partner

Hati-hati Main Game Sakura Simulator School, Ada Aktivitas Mandi dan Pornografi

21 Januari 2022 15:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hati-hati Main Game Sakura Simulator School, Ada Aktivitas Mandi dan Pornografi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Baru-baru ini banyak orang tua resah terkait adanya permainan online Roblox dan Sakura Simulator School yang kerap dimainkan oleh anak-anak dari usia Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Dasar (SD).
ADVERTISEMENT
Pasalnya, pada kedua game tersebut terdapat unsur pornografi, mulai dari tutorial mencium, mandi, hingga berhubungan badan. Lantas, apa sebenarnya permainan Roblox dan Sakura Simulator School?
Menjawab hal itu, Agus Dwi Churniawan, S.Si, M.Kom, Dosen Pemrograman Mobile dan Web Universitas Dinamika (Undika) Surabaya mengatakan, pada permainan Sakura Simulator School menceritakan kehidupan tentang anak-anak sekolah di Jepang. Di mana permainan ini dikhususkan untuk remaja usia 18 tahun ke atas.
Agus menuturkan, jika permainan ini hampir sama seperti permainan petualangan lainnya. Hanya saja, dalam Sakura Simulator School ini digambarkan ke anak sekolah di negara Jepang.
"Di sana (Sakura Simulator School) secara gambar tampilan itu kalau kita melihatnya dari sisi Indonesia kan berbeda jauh. Mereka menggunakan rok mini, bajunya juga kalau dari etika ketimuran kita kan sudah tidak bagus untuk anak sekolah kita. Di sana yang jadi menarik untuk bermain itu pemain bebas bisa melakukan apapun. Bisa melakukan layaknya kita dalam kehidupan sehari-hari. Seperti mandi, memakai baju, menyiapkan makan, berangkat ke sekolah, mendengarkan pelajaran, bahkan kita juga bisa ngobrol kayaknya anak sekolah," tutur Agus ketika dihubungi Basra, Jumat (21/1).
Selain itu, gambaran virtual yang ditampilkan dengan kesan ceria memikat anak-anak untuk memainkan.
ADVERTISEMENT
"Masalahnya, karena banyaknya aktivitas mereka bisa ganti baju, bisa mandi, dan lain-lain. Kalau game dulu kan hanya memukul dan membunuh. Kalau ini sudah berlebihan karena bisa melihat cara ganti baju, dan lainnya," tambahnya.
Sementara terkait permainan Roblox, Agus menjelaskan, jika permainan ini berbeda jauh dengan Sakura Simulator School. Permainan yang ramai dimainkan anak-anak sejak 2019 ini, dianggap lebih menantang, karena memberi kesempatan pada penggunanya untuk membuat permainan sendiri.
Misalnya, anak-anak bisa membuat simulasi memelihara hewan hingga membuat sebuah pesta yang sangat meriah.
"Roblox memberi kesempatan pada anak-anak yang memainkannya untuk mewujudkan imajinasi mereka. Karena kita bisa bermain game di sana dan dia punya marketplace sendiri karena ada fasilitas bermain dan mengembangkan game secara pribadi. Jadi kalau anak enggak suka game ini dan ingin mengubah dengan caranya sendiri itu bisa," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Agus mengungkapkan, jika Roblox bisa digunakan untuk bermain dan mengenalkan dunia coding pada anak-anak. Karena Roblox punya marketplace sendiri, dan jika anak meng-create atau komponen tertentu itu bisa dijual.
"Jadi, ketika dia membuat karakter sendiri itu bisa dijual. Kalau di Sakura kan hanya bermain aja tanpa ada develoment-nya sama sekali. Tapi kalau di Roblox sistemnya kita membuat dengan keinginan kita. Karena disini membernya banyak tentu keinginannya juga berbeda-beda. Ada yang lurus-lurus saja. Ada yang tidak lurus. Bahkan konten-konten antara individu satu dan lainnya itu juga beda," ungkap Agus.
Untuk menghindarkan anak-anak dari pengaruh game online yang kurang baik, Agus mengatakan, jika orang tua perlu melakukan filterisasi sebelum mendownload permainannya.
"Sebenarnya di Andorid kan sudah ada untuk memfilter diperkenankan atau tidak. Jadi tetap orang tua mempunyai peran untuk menentukan game bagi anaknya. Dan harus memantau," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Ia menuturkan, dari pada bermain game lebih baik anak-anak diajak belajar coding dengan bermain.
"Nah, kayak Roblox, Scratch games itu kan sesuai dengan dunia IT yang sekarang dan sudah berbentuk permainan dan belajar logika pemrograman. Orang tua bisa menyarankan anak untuk belajar hal itu, dan sekolah bisa mengadakan ekskul terkait belajar coding. Kalau untuk kura tidak disarankan kalau bisa jangan. Kalau Roblox tetap dalam pengawasan orang tua karena kelebihan Roblox itu bisa kita buat dan dunia kita sudah berubah. Jadi mau tidak mau kita juga harus mengenalkan teknologi yang ada," pungkasnya.