Konten Media Partner

Healing Blanket, Inovasi Selimut Penghangat Pasien di Ruang Operasi

6 November 2023 10:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Heating blanket, inovasi 5 mahasiswa Unusa. Foto-foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Heating blanket, inovasi 5 mahasiswa Unusa. Foto-foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Saat berada di ruang operasi tak sedikit pasien yang menggigil kedinginan atau mengalami hipotermi karena temperatur yang sangat dingin. Berangkat dari fenomena ini menginspirasi 5 mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) membuat selimut penghangat atau heating blanket.
ADVERTISEMENT
Ada pun kelima mahasiswa tersebut berasal dari Fakultas Keperawatan dan Kebidanan. Mereka adalah Ari Wijayanti, Diny Dananartha, Nabilla Fauziyah, M.Zainur Rozikin, dan Muhazirin Khoeroy.
Ketua tim Ari Wijayanti menjelaskan Heating Blanket ini dibuat dari hasil pengamatan yang dilakukan kelima mahasiswa itu saat praktik di ruang operasi. Selimut ini untuk para pasien yang sedang menjalani operasi di ruang operasi (OK) agar tetap hangat dan nyaman.
“Karena ruang OK itu temperaturnya harus dijaga. Tidak boleh diubah-ubah dan harus dingin supaya tetap steril. Kalau pasien tidak tahan dingin bisa menggigil,” kata Ari, Senin (6/11).
Ari mengungkapkan, biasanya yang mengalami hipotermi itu pasien operasi sesar.
“Bisa mengganggu kondisi pasien kalau menggigil itu. Padahal kalau sedang menjalani operasi semua kondisi tubuh harus normal,” tambah Ari.
ADVERTISEMENT
Dari permasalahan itu, Ari dan teman-temannya lantas berkonsultasi dengan dosen.
“Kita ngobrol sama Bu Iis (Iis Noventi Dosen FKK Unusa). Bagaimana mencari solusi atas permasalahan itu,” katanya.
Setelah ditemukan solusi maka dibuatlah selimut penghangat itu. Kemudian mereka membuat proposal. Dan ternyata proposal itu lolos Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kendikbudristek).
Sejak dinyatakan lolos itu tim pun mulai beraksi. Mereka merealisasikan semua yang mereka tulis dalam proposal dalam bentuk nyata.
Bahkan tim harus mendatangkan ahli robotik untuk mengajari bagaimana membuat alat sederhana yang berfungsi sebagai pemanas dan blower.
“Akhirnya kami bisa membuatnya dan bisa memberikan suhu panas hingga 50 derajad celsius,” tandas Ari.
Untuk selimutnya sendiri, Ari mengaku membuatnya dari kain taslan. Kain ini dipilih agar bisa dicuci dan dipakai lagi.
ADVERTISEMENT
Kain dijahit dan dibentuk sedemikian rupa yang panjangnya disesuaikan dengan panjang ranjang di kamar operasi. Kain yang sudah dijahit itu lalu dipompa dengan alat blower dan pemanas. Alat blower dan pemanas itu berdaya listrik 800 watt.
“Selama selimut itu dipakai, alatnya harus tetap dinyalakan hingga tetap memberikan rasa hangat pada pasien,” kata Ari.
Ari mengaku inovasi ini masih terus disempurnakan agar nantinya bisa memberikan manfaat bagi masyarakat banyak.
Membuat heating blanket diakui Ari menghabiskan dana sekitar Rp 8,6 juta.
“Kita dapat pendanaan PKM Rp 9 juta, lumayan,” tukasnya.