Hoaks, Epilepsi Menular Lewat Air Liur

Konten Media Partner
16 Januari 2024 11:16 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
dr Heri Subianto., SpBS (K) FINPS Spesialis Bedah Saraf Konsultan Fungsional, Epilepsi dan Bedah Epilepsi di National Hospital Surabaya. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
dr Heri Subianto., SpBS (K) FINPS Spesialis Bedah Saraf Konsultan Fungsional, Epilepsi dan Bedah Epilepsi di National Hospital Surabaya. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Epilepsi bagi sebagian kalangan masyarakat masih dianggap sebagai penyakit yang bisa menular. Padahal, kenyataan sebenarnya justru sebaliknya, epilepsi adalah penyakit gangguan saraf otak dan tidak menular.
ADVERTISEMENT
dr Heri Subianto., SpBS (K) FINPS Spesialis Bedah Saraf Konsultan Fungsional, Epilepsi dan Bedah Epilepsi di National Hospital Surabaya, mengatakan masih ada mitos di masyarakat yang beranggapan bahwa epilepsi bisa menular sehingga ketika menemukan penderita yang tengah kejang tidak ditolong karena khawatir tertular.
“Meski bersentuhan kulit atau terkena air liur si penderita saat kita menolong itu tidak akan tertular," tegasnya kepada Basra, Selasa (17/1).
Heri mengungkapkan penderita epilepsi di Indonesia cukup besar. Epilepsi masuk 3 besar penyakit saraf di Indonesia, yakni sekitar 1 persen dari total jumlah penduduk.
"Jadi misalnya jumlah penduduk di Indonesia ada 270 juga jiwa, maka 1 persennya ada sekitar 2,7 juta jiwa. Jadi cukup besar (angka penderita epilepsi)," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, penting bagi penderita epilepsi untuk rutin minum obat dalam waktu lama karena terjadi gangguan kelistrikan di otak.
“Saat serangan epilepsi, ada kejadian muatan listrik berlebihan di otak. Meski penyakit ini tidak menular, namun membutuhkan pengobatan intensif dan waktu yang panjang,” tukasnya.