IGD RS Penuh, Persi Jatim Imbau Warga yang Tak Tertampung untuk Lapor Puskesmas

Konten Media Partner
6 Juli 2021 11:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Sejak akhir Juni 2021, Instalasi Gawat Darurat (IGD) di beberapa rumah sakit rujukan yang menangani pasien COVID-19 di Kota Surabaya harus lockdown atau tutup sementara waktu.
ADVERTISEMENT
Hal ini terjadi, karena lonjakan tajam kasus COVID-19 yang terjadi di Kota Surabaya, sehingga membuat kapasitas IGD penuh.
Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Jatim, dr Dodo Anondo mengatakan, sejumlah rumah sakit tersebut menutup sementara IGD secara dinamis atau dengan sistem buka-tutup.
"Memang betul beberapa RS itu menutup sementara IGD-nya. Perlu digaris bawahi menutup sementara, artinya kami sistemnya buka tutup secara dinamis," kata dr Dodo, Selasa (6/7).
Ia menjelaskan, jika IGD di belasan rumah sakit swasta tersebut kapasitasnya telah penuh, dan pasien terus berdatangan.
Selain itu, banyaknya tenaga medis yang terpapar COVID-19 dari pasien, membuat pihak rumah sakit kekurangan jumlah dokter dan perawat.
"Sekarang pasien di IGD itu berlebihan yang datang, semua ingin ditangani oleh rumah sakit. Karena orang-orang sering datang tanpa rujukan puskesmas. Di lain hal kami juga memikirkan tenaga kesehatannya, kita tahu bahwa sekarang ini banyak nakes yang terpapar, harus masuk rumah sakit, diopname, kemudian juga ada yang belum sembuh, yang meninggal juga cukup banyak," ungkap dr Dodo.
ADVERTISEMENT
Dirut RSIS A Yani ini menambahkan, jika prinsip rumah sakit se-Jatim yakni tetap semangat untuk membantu masyarakat dalam kasus pandemi ini.
Tak lupa, ia juga berpesan kepada pasien yang belum tertampung di rumah sakit, agar melapor ke puskesmas dan Satgas COVID-19 ditempatnya.
"Masyarakat lapor ke puskesmas, nggak usah malu, nggak usah takut, biar dimonitor oleh puskesmas di sekitar rumah si pasien yang isoman, biar bisa terkontrol kalau ada kesulitan," tambahnya.
dr Dodo juga mengimbau masyarakat untuk tetap disipilin menerapkan protokol kesehatan dan mematuhi segala aturan dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, guna menekan angka penyebaran COVID-19.
Diketahui belasan rumah sakit di Surabaya yang menutup IGD untuk sementara waktu diantaranya RS William Booth, RSI Jemursari, RSI Ahmad Yani, RS Royal, RS Wiyung Sejahtera, RS PHC, RS Adi Husada Undaan Wetan, RS Adi Husada Kapasari, RS Premier, National Hospital, RS Al - Irsyad, RS Gotong Royong, RS RKZ.
ADVERTISEMENT