Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
IMAN, Robot Pintar Penghancur Sampah Plastik di Lautan
10 Januari 2022 11:30 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, sepanjang 2020 terdapat sekitar setengah juta ton sampah plastik berada di laut Indonesia. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai kontributor sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok.
ADVERTISEMENT
Melihat permasalahan tersebut, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengusulkan inovasi robot otomotis yang menggabungkan teknologi superfluid dan internet of things (IoT).
Robot bernama Integrated Machinery Plastic Waste Cleanser (IMAN) ini merupakan metode baru memerangi sampah plastik di lautan.
Farhan Fadlurrahman Sutrisno, ketua tim mengatakan, IMAN merupakan robot pencari dan penghancur sampah plastik di lautan yang dirancang terintegrasi oleh IoT.
“IMAN dapat memudahkan dekomposisi sampah plastik tanpa harus dikumpulkan dan dipindahkan ke suatu tempat,” ucapnya, Senin (10/1).
Mahasiswa Departemen Teknik Mesin ini menjelaskan, IMAN dilengkapi dengan camera processing yang berguna untuk mencari dan mengidentifikasi jenis-jenis sampah saat beroperasi di lautan.
Ketika benda asing yang terdeteksi sebagai sampah plastik, mulut robot akan terbuka secara otomatis dan sampah akan dibawa masuk oleh conveyor robot untuk diproses lebih lanjut. “Pada conveyor terdapat penyaring, sehingga air tidak turut serta masuk ke dalam robot,” jelas Farhan.
Selanjutnya, sampah akan masuk ke dalam tabung khusus dan didekomposisi memanfaatkan fluida superkritis hidrogen oksida (H2O). Proses dekomposisi dilakukan di suhu 373 derajat celcius dan tekanan 22 Mega Pascal, sehingga sampah plastik akan langsung terdekomposisi saat dialiri fluida superkritis H2O.
ADVERTISEMENT
“Beberapa sampah plastik akan meninggalkan residu, namun dapat digunakan kembali sebagai plastik daur ulang,” tambahnya.
Robot yang dirancang dengan dimensi 6,5 x 2,5 x 3,8 meter ini juga memanfaatkan panel surya sebagai suplai tenaga listrik. Bahkan IMAN mampu bertahan hingga delapan jam operasional tergantung dengan intensitas pemrosesan sampah plastik yang dilakukan.
“Untuk memproses satu kilogram sampah dibutuhkan waktu tiga hingga enam menit dengan efektivitas mencapai 95,6 persen,” tuturnya.
Berkat inovasi tersebut, Farhan dan tim Zara Ismi Nuraini (Departemen Teknik Mesin), Epindonta Ginting (Departemen Teknik Mesin), Yohanes Maruli Arga Septianus (Departemen Teknik Material), dan Muhammad Zainal Afandi Loleh (Departemen Teknik Kimia) berhasil menyabet medali emas pada kategori Waste Treatment dalam kompetisi Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO) yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA), beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
“Kami berharap bahwa IMAN tidak hanya menjadi solusi bagi bangsa ini, namun juga mampu menjawab permasalahan sampah plastik di tingkat dunia,” pungkasnya.