Konten Media Partner

Ini Cerita di Balik Desain Cover Novel Layangan Putus

10 Februari 2022 9:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Desain cover novel Layangan Putus karya Abimanyu Surya Nagara.
zoom-in-whitePerbesar
Desain cover novel Layangan Putus karya Abimanyu Surya Nagara.
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini series Layangan Putus ramai diperbincangkan oleh warganet. Bahkan beragam meme dengan kalimat “It’s my dream mas, not hers!” hadir meramaikan jagat media sosial.
ADVERTISEMENT
Series yang disutradarai oleh Benni Setiawan ini berhasil memikat hati banyak orang karena alur cerita tentang perselingkuhan yang begitu dekat dengan kehidupan masyarakat.
Namun siapa sangka, sebelum sukses meraih perhatian warganet melalui tayangan serial di salah satu platform streaming film, kisah ini juga telah dihadirkan melalui sebuah novel dengan judul yang sama.
Dalam pengerjaan novel tersebut, ternyata ada peran salah satu alumnus Universitas Dinamika (Undika) Surabaya di balik boomingnya novel Layangan Putus ini.
Dia adalah Abimanyu Surya Nagara, alumnus Prodi Desain Komunikasi Visual Undika angkatan 2014, yang mendesain cover novel Layangan Putus.
“Awal saya bisa menjadi pendesain cover novel ini karena dikenalkan oleh teman saya yang juga seorang penulis, kepada redaksi RDM Publisher atau MD Entertaiment,” ujar Abimanyu, Kamis (10/2).
ADVERTISEMENT
Abimanyu bercerita, pada kesempatan itu ia bertemu dengan Bung Dedi, yang akhirnya memilihnya dan menjadi perantara dengan sang penulis, Mommy ASF.
“Dari situ saya melalui proses brainstorming, dan juga mendengarkan garis besar kisah Layangan Putus ini dari Bung Dedi,” ungkapnya.
Abimanyu Surya Nagara, alumnus Prodi Desain Komunikasi Visual Undika angkatan 2014, yang mendesain cover novel Layangan Putus.
Setelah proses brainstorming yang dilakukan bersama RDM Publisher, Abimanyu pun menuangkan ide kreatifnya dengan menggambarkan satu tokoh perempuan berhijab memegang bunga calla lily, serta satu tokoh perempuan berhijab lain sedang bersanding dengan seorang laki-laki berjas biru.
“Di cover tersebut sosok utama saya gambarkan memegang bunga calla lily yang melambangkan kemurnian dan mengisyaratkan pribadi sang tokoh,” jelas pria 26 tahun ini.
Dalam konsepnya, Abimanyu menggunakan warna pastel dengan dominasi warna pink dan ungu di dalamnya. “Pemilihan warna tersebut tentu saja tidak lepas dari ciri khas lukisan saya yang agak pastel dan melankolis,” tambah Abimanyu.
ADVERTISEMENT
Meskipun cerita yang dihadirkan melalui tulisan di novel dan serial Layangan Putus terdapat beberapa perbedaan, Abimanyu merasa tidak kaget jika kemudian novel Layangan Putus ini menjadi salah satu buku best seller dan banyak diburu oleh masyarakat Indonesia.
“Tidak kaget sih ya, karena kan sebelum diangkat ke layar kaca, tulisan Mommy ASF ini telah menarik perhatian ratusan ribu pembaca hingga viral,” tuturnya.
Pria yang sekarang sedang menempuh pendidikan S2 di Jakarta ini juga sudah menulis dua buku lain yang berjudul Eufloria, yang diterbitkan oleh Penerbit Bukune, dan Exflotion yang diterbitkan oleh Grasindo.
Ia juga berpesan kepada seluruh anak muda untuk tidak pernah minder dengan karya sendiri dan jangan cepat merasa puas diri.
ADVERTISEMENT
“Ingat, dengarkan kritik yang membangun, abaikan hal-hal yang menghambat kamu berkarya. Saya berharap akan lebih banyak project yang bisa saya tangani ke depannya,” pungkasnya.
Diketahui kisah Layangan Putus pertama kali diunggah di akun Facebook Mommy ASF dengan tagar #LayanganPutus. Berdasarkan kisah nyata, novel dan serial yang viral ini menceritakan tentang rumah tangga seorang istri yang memiliki suami relijius dan memiliki saluran YouTube dakwah.
Namun, ternyata sang suami melakukan perselingkuhan dan telah menikah dengan perempuan lain tanpa sepengetahuan sang istri.