Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Ini Gejala Hepatitis Akut Misterius pada Anak yang Perlu Diwaspadai
15 Mei 2022 9:06 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Penyakit hepatitis akut yang merebak di berbagai negara termasuk Indonesia, membawa kekhawatiran bagi banyak orang.
ADVERTISEMENT
Masyarakat pun harus melakukan usaha ekstra demi mencegah penyebaran penyakit misterius ini karena penyebabnya yang belum diketahui.
Dr dr Sp A(K) Bagus Setyoboedi menjelaskan, bahwa penyakit hepatitis akut menunjukan proses peradangan di hati (hepatitis) yang belum diketahui penyebabnya.
"Tidak diketahuinya etiologi dari hepatitis ini menyebabkan banyak kesulitan, baik dari segi pencegahan, penanganan, hingga penanggulangan penyebaran," jelasnya, Minggu (15/5).
Dr Bagus menuturkan bahwa hepatitis yang lazim ditemukan biasanya disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa, obat/toksin, kondisi autoimun, dan kondisi sistemik.
“Semua penyebab yang diketahui pada hepatitis secara umum telah diteliti, namun penyebab dari hepatitis akut ini belum ditemukan,” tuturnya.
Menurutnya, hepatitis pada anak yang diakibatkan virus, biasanya menimbulkan gejala ringan hingga sedang.
ADVERTISEMENT
Untuk gejala ringan yang tampak seperti demam, mual, nyeri otot, muntah, diare, sakit perut dan demam, sebagian disertai gejala kuning. Hepatitis akut juga dapat menyebabkan gejala berat atau fulminan seperti gangguan pembekuan darah dan penurunan kesadaran.
“Gejala yang ditunjukan sama dengan hepatitis pada umumnya, namun sebagian kasus unknown hepatitis ini cepat memberat dan berdampak pada kegagalan fungsi hati, hingga kematian,” sebut Dokter Gastro-Hepatologi anak ini.
Meski belum diketahui penyebabnya, dokter spesialis anak ini menyarankan para orang tua untuk mewaspadai penyebaran penyakit hepatitis akut.
“Secara umum terdapat tiga saluran penyebaran penyakit, yakni saluran cerna, pernafasan, dan kontak darah. Untuk itu sangat disarankan memakai protokol kesehatan, tidak jajan sembarangan, serta tidak berbagi alat makan yang sama,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Jika menemukan gejala tersebut pada anak, Dr Bagus menyarankan agar orang tua langsung menuju dokter atau rumah sakit terdekat.
Selain itu, untuk meningkatkan keamanan, tenaga medis juga perlu meningkatkan kewaspadaan dengan menggunakan single use medical equipment, serta selalu menerapkan universal precaution.
“Kementerian kesehatan bersama organisasi profesi kedokteran sudah menyiapkankan tata laksana dan alur rujukan dari fasilitas kesehatan pertama hingga lanjutan,” tutupnya.