Konten Media Partner

Ini Gejala Remaja Mengalami Gangguan Kesuburan

12 Juni 2023 9:32 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
dr. Fachry Achmad Prodjokusumo, MPH. Komisaris PT SFI, sekaligus CEO Smart IVF. (kemeja hitam), dalam talkshow di acara In Vitro Fertilization Festival (IVFF) 2023 yang digelar di Grand City Surabaya, Minggu (11/6). Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
dr. Fachry Achmad Prodjokusumo, MPH. Komisaris PT SFI, sekaligus CEO Smart IVF. (kemeja hitam), dalam talkshow di acara In Vitro Fertilization Festival (IVFF) 2023 yang digelar di Grand City Surabaya, Minggu (11/6). Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Gangguan kesuburan atau infertilitas bisa dilihat sejak anak perempuan atau pun laki-laki mengalami pubertas. Hal ini seperti diungkapkan dr. Fachry Achmad Prodjokusumo, MPH. Komisaris PT SFI, sekaligus CEO Smart IVF.
ADVERTISEMENT
"Pada perempuan itu gejala infertilitas bisa dilihat dari menstruasi yang tidak teratur. Bisa terlalu cepat atau terlalu lambat, bahkan tidak menstruasi sama sekali," ujarnya saat ditemui Basra disela acara In Vitro Fertilization Festival (IVFF) 2023 yang digelar di Grand City Surabaya, Minggu (11/6) malam.
"Kalau dari sisi perempuan tidak menstruasi sama sekali bisa terjadi mulai umur belasan tahun. Kita benar-benar harus lihat ini kasus perempuan yang tidak menstruasi sama sekali atau ada kelainan pada kromosomnya. Hal-hal seperti ini harus diedukasi kepada masyarakat," sambungnya.
Fachry mengungkapkan, tes kesuburan sebaiknya dilakukan sebelum menikah tepatnya ketika mulai menemui gejala atau tanda infertilitas.
"Jadi mengunjungi klinik kesuburan itu tidak mesti dilakukan ketika tidak bisa mempunyai anak. Saat sulit mempunyai anak, pasangan suami istri baru datang ke dokter. Tapi kebanyakan yang terjadi di masyarakat seperti itu dan menjadi tantang bagi kita untuk mengedukasi masyarakat bahwa fungsi reproduksi itu bagian dari masalah kesehatan," tukasnya.
ADVERTISEMENT
Fachry menuturkan pentingnya peran orang tua untuk mengetahui masa pubertas anaknya. Ini untuk mengetahui apakah ada kelainan atau kendala pubertas pada orang reproduksi anaknya.
"Kita bicara kesadaran orang tua, jauh sebelum terjadinya pernikahan pada anaknya," imbuhnya.
Fachry menegaskan, semakin dini diketahui adanya gangguan fertilitas akan semakin mudah untuk menanganinya. Berbeda halnya dengan ketika gangguan kesuburan baru diketahui saat sudah menikah.
"Datang ke klinik kesuburan saat sulit punya anak, apalagi sudah berusia 45 tahun, akhirnya malah semakin sulit (untuk punya keturunan)," tandasnya.
"Kenapa anak SMA lebih gampang hamil karena accident dibanding orang-orang yang sudah mapan, punya penghasilan tapi susah hamil. Karena ketika masih muda (usia SMA) organ reproduksi lagi bagus-bagusnya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selain siklus menstruasi yang tidak teratur, sering mengalaminya nyeri saat menstruasi sebaiknya remaja putri lebih waspada apakah ada gangguan pada organ reproduksinya.
Fachry mengungkapkan masalah organ reproduksi masih kurang mendapat perhatian. Pasalnya, di Indonesia masalah kesehatan identik dengan penyakit menular maupun penyakit tidak menular.
"Yang jadi perhatian itu, belum sampai kepada masalah fungsi-fungsi organ secara spesifik seperti organ reproduksi," ujarnya.
Jika infertilitas pada remaja putri bisa dilihat pada siklus menstruasinya, maka pada remaja laki-laki gejala atau tanda infertilitas bisa dilihat pada masa pubertas. Hal ini seperti diungkapkan dr Rahmawati Thamrin Sp.And, Dokter Spesialis Andrologi Primaya IVF Makassar.
"Kalau misalnya seorang remaja laki-laki sudah puber atau bahkan belum puber, bisa dilihat. Jadi misalnya kalau pubertas terlalu cepat atau lambat, itu sudah harus aware," ujarnya saat ditemui dalam kesempatan yang sama.
ADVERTISEMENT
"Orang tua harus aware sama alat reproduksi anaknya," imbuhnya.
Rahmawati mengungkapkan, masa pubertas anak laki-laki terjadi mulai usia 10 tahun. Ini ditandai dengan mimpi basah.