Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Ini Kata Kriminolog Soal Motif Pelaku Bunuh Siswi SMP di Surabaya
9 Mei 2023 14:11 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Tewasnya Nurdiyana, siswi SMP di Surabaya, yang jenazahnya ditemukan di gudang peluru masih menjadi misteri.
ADVERTISEMENT
Yang lebih miris, jenazah remaja 14 tahun tersebut ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Bahkan pihak keluarga menyebut jika anting dan ponsel korban hilang.
Atas kasus ini, polisi juga sudah mengamankan dua pelaku yang masih berstatus pelajar yang merupakan teman dekat korban.
Melihat kasus tersebut, kriminolog dari Universitas Surabaya (Ubaya) Dr. Elfina L. Sahetapy, S.H., LL.M mengatakan, dalam kasus ini ada anak-anak di bawah umur yang terlibat, baik korban dan pelaku.
Berdasarkan pengamatannya, jika seseorang menginginkan sesuatu dari korban, biasanya pelaku akan menjadikan korban sebagai targetnya.
"Biasanya, pelaku kalau sudah punya suatu keinginan, ada motif terselubung, biasanya dia tidak mengajak sembarang anak, tapi sudah punya target. Karena dia sudah mengamati, apa yang diinginkan pelaku ini ada pada orang yang diajak.
ADVERTISEMENT
Entah itu harta bendanya, secara fisik atau tampilan dia suka dengan si korban. Di awal sudah ada hal itu," kata Ina ketika dihubungi Basra, Selasa (9/5).
Ina menyebut, jika kemungkinan besar korban sudah menjadi target oleh pelaku. Namun, untuk mengetahui secara pasti motif dari pelaku, perlu penggalian data lebih lanjut dan disesuaikan dengan hasil autopsi.
"Tinggal dilihat korban meninggal dengan luka seperti apa. Dan polisi harus menyelidikinya. Karena celana korban juga hilang, saya berpikiran kemungkinan ada kekerasan seksual juga," ungkapnya.
Ina menuturkan, jika kasus-kasus seperti ini bukanlah pertama yang terjadi. Menurutnya, anak-anak saat ini cenderung ingin bergaya hidup enak seperti orang-orang di media sosial atau apa yang mereka lihat.
"Dari aspek kriminologi, gaya hidup itu sangat berbahaya bagi orang yang tidak tahan atau tidak kuat menahan diri. Apalagi kalau dia ingin bergaya hidup seperti yang lain. Paling gampang dan Paling cepat mengambil milik orang lain," tukasnya.
ADVERTISEMENT