Konten Media Partner

Ini Kata Pakar soal Bahaya Sampah Plastik Sekali Pakai

9 April 2022 12:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya resmi menetapkan implementasi peraturan mengenai larangan penggunaan kantong plastik di Kota Surabaya per tanggal 9 April 2022. Hal ini dilakukan guna mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah plastik sekali pakai
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, pakar di bidang pengolahan limbah padat dari Intitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) IDAA Warmadewanthi ST MT PhD mengungkapkan, bahwa sampah plastik sangat berbahaya bagi lingkungan karena sulit terurai.
Dosen yang akrab disapa Warma ini mengingatkan, bahwa komponen sampah plastik dapat terpecah menjadi mikroplastik ataupun nano plastik yang bisa memengaruhi kualitas air bersih.
Bahkan, berdasarkan penelitian yang dilakukan ITS bersama Institute for Global Environmental Strategies (IGES) Jepang, sampah plastik yang masuk ke badan air pada tahun 2020 sampai 2021 hampir mencapai 32 persen.
“Komposisi sampah plastik sekali pakai adalah yang paling tinggi dibandingkan jenis sampah plastik lainnya,” ucapnya, Sabtu (9/4).
Warma menuturkan, meski Surabaya terkenal sebagai kota terbaik dalam pengelolaan sampah, namun sistem pengumpulan sampah di Kota Pahlawan ini belum mencapai 100 persen.
ADVERTISEMENT
Pixabay.
Hal inilah yang menyebabkan sampah tercecer dan memungkinkan sampah masuk ke badan air. Sehingga, pencemaran menjadi lebih parah ketika sampah plastik sampai ke hilir, khususnya perbatasan sungai dan pantai, karena berpotensi menyebabkan kematian bakau dan biota yang ada di sana.
Ia menjelaskan, jika sampah plastik memang bisa didaur ulang. Namun, plastik sekali pakai memiliki persentase pemanfaatan yang sangat kecil.
"Hal ini membuat sampah plastik sekali pakai tidak laku untuk didaur ulang dan harga jualnya rendah. Sampah plastik sekali pakai seperti kantong kresek, hampir tidak bisa dimanfaatkan kembali, padahal jumlahnya banyak,” jelasnya.
Untuk itu, dosen Departemen Teknik Lingkungan ITS ini menganggap, kebijakan pengurangan penggunaan kantong plastik di Surabaya bisa menjadi alat yang efektif untuk mengurangi dampak pencemaran sampah plastik sekali pakai.
ADVERTISEMENT
Meski tak memungkiri, banyak metode pendukung lain seperti bank sampah dan sosialisasi masyarakat untuk mendaur ulang.
Ia menyebut, keefektifan peraturan tersebut akan sesuai dengan pengimplementasiannya. Dimana, kebijakan ini harus disertai monitoring serta penegakkan sanksi dan imbalan yang tegas.
"Mari bersama-sama kita dukung pemerintah dengan menaati aturan tersebut, dan khususnya generasi muda sebagai agen perubahan untuk turut serta mengampanyekan pengurangan sampah plastik sekali pakai," pungkasnya.