Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
ADVERTISEMENT

Ketika anak mengalami demam, para orang tua tentu akan merasa khawatir pada kondisi si kecil. Apalagi jika anak berusia 3 bulan hingga 5 tahun, yang rentan mengalami kejang demam atau penyakit step.
ADVERTISEMENT
Dimana saat kejang demam, tubuh anak akan mengalami demam tinggi dengan suhu 38,5 - 39 derajat celcius disertai tubuh berguncang hebat diiringi gerakan menyentak di lengan dan tungkai, mata mendelik ke atas, serta kehilangan kesadaran.
Meski bukan gejala penyakit serius, para orang tua perlu waspada ketika anak mengalami kejang demam. Apalagi di tengah situasi pandemi COVID-19.
Lantas apa yang harus dilakukan ketika anak mengalami kejang demam?
Dr. Dwi Putri Lestari, Sp.A., spesialis anak di RSUD Dr. Soetomo Surabaya mengungkapkan, jika kejang demam biasanya terjadi kurang dari dua menit.
Namun, orang tua juga perlu waspada jika kejang demam terjadi lebih dari lima menit dan diiringi muntah, leher kaku, hingga sesak napas.
ADVERTISEMENT
"Jadi untuk penanganannya harus hati-hati. Orang tua jangan panik," ucapnya ketika dihubungi Basra, Senin (25/5).
Dwi menjelaskan, hal pertama yang harus dilakukan ketika anak mengalami kejang demam adalah menempatkan anak di tempat yang aman dan nyaman. Selanjutnya, orang tua bisa melonggarkan pakaian anak, dan membaringkan anak dengan posisi miring.
"Kenapa harus posisi miring? Karena saat anak kejang berisiko muntah dan anak bisa tersedak. Kalau tersedak anak bisa henti napas dan meninggal," jelas Dwi.
Tak hanya itu, Dwi juga mengingatkan para orang tua untuk tidak memasukkan apapun ke dalam mulut anak ketika sedang kejang.
"Jangan memasukkan apapun ke mulut. Karena anak berisiko gigit lidah. Untuk mencegah itu orang tua bisa gunakan kain atau kasa," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Setelah kondisi anak tenang, orang tua bisa membawa anak ke rumah sakit untuk dilakukaan pemeriksaan lebih lanjut.
"Jika anak mengalami kejang demam sederhana, orang tua boleh tidak membawa anak ke dokter. Tapi alangkah lebih baik jika anak tetap dibawa ke rumah sakit untuk mengetahui penyebab demam yang dialami anak. Karena kalau keluarga punya riwayat kejang demam, faktor risiko anak tertular itu ada. Jadi kalau bisa diperiksakan," pungkasnya.