Konten Media Partner

Ini Sebab Orang Terdekat Bisa Jadi Pelaku Kekerasan Seksual pada Anak

9 September 2024 7:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Bidang Humas Komnas Perlindungan Anak Provinsi Jatim Syaiful Bahri. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Bidang Humas Komnas Perlindungan Anak Provinsi Jatim Syaiful Bahri. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus kekerasan seksual yang dialami balita 4 tahun di Kabupaten Ngawi, oleh kakeknya sendiri menambah daftar panjang pelaku kekerasan seksual terhadap anak oleh kerabat atau orang-orang terdekatnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Bidang Humas Komnas Perlindungan Anak Provinsi Jatim Syaiful Bahri mengungkapkan ada banyak faktor orang terdekat bisa jadi pelaku kekerasan seksual pada anak.
"Kenapa kok bisa seperti itu? Salah satunya karena fenomena (anak) tidak bisa ke mana-mana, artinya korban tidak bisa leluasa kemana-mana karena dia berada di bawah pengasuhan pelaku," ujar Syaiful kepada Basra, Senin (9/9).
Syaiful melanjutkan, sekarang ini ada banyak orang tua, ibu dan bapaknya yang harus bekerja, sehingga anak akhirnya dititipkan ke kerabat untuk diasuh.
"Dititipkan ke paman, atau kakek seperti kasus yang di Ngawi itu. Diasuh, ditidurkan, lama-lama si anak ditiduri (diperkosa)," tutur Syaiful.
Syaiful mengatakan selama ini anak yang menjadi korban kekerasan seksual kerap berada di bawah tekanan pelaku. Dengan adanya ancaman tersebut, korban tidak berani untuk buka suara.
ADVERTISEMENT
"Dia (korban) berada di bawah ancaman pelaku, sehingga takut mau ngomong atau cerita ke orang tuanya," imbuhnya.
Kecanduan gawai bisa juga mendorong seseorang menjadi pelaku kekerasan seksual. Ini terjadi karena pelaku yang sering melihat tayangan video porno melalui gawai.
Syaiful pun mengimbau kepada orang tua untuk selalu memperhatikan kondisi buah hatinya. Apalagi jika si buah hati harus dititipkan saat orang tua bekerja.
"Harus sering diperhatikan kondisi anaknya, ada nggak perubahan sama si anak, misalnya lebih pendiam atau bagaimana. Orang tua harus peka akan hal itu," pesannya.