Ini Tanda Gejala Terlambat Bicara yang Perlu Ortu Tahu

Konten Media Partner
23 Maret 2023 15:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Speech delay merupakan keterlambatan kemampuan bicara dan bahasa yang tidak sesuai dengan usia anak.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini membuat anak tidak mampu menyampaikan pikirannya akibat keterbatasan bahasa dan pemahaman yang ia miliki.
Lantas bagaimana cara mengetahui apakah anak mengalami speech delay atau tidak?
Menjawab hal itu, dr. Farida A Santoso, Sp.KFR mengatakan, untuk mengetahui apakah anak mengalami gangguan berbicara dan berbahasa yaitu dengan memperhatikan apakah anak mengalami gangguan pendengaran atau tidak.
"Jadi itu perlu di skrining sejak anak bayi. Lalu apakah ada intelektual disabilitas, gangguan perilaku behavioral seperti gangguan konsentrasi, atensi, prematuritas. Kemudian ada gangguan dari fungsi saraf pusat contohnya autisme salah satu gejalanya adalah speech delay," kata dr. Farida pada Basra, Kamis (23/3).
Selain itu, orang tua juga dapat melihat gejala yang ditunjukkan anak dengan mengamati perkembangan bahasa anak.
ADVERTISEMENT
"Misal anak berusia satu tahun dipanggil tidak merespons, tidak ada kontak mata, lalu dia tidak bisa memahami perintah ibunya, orang tua harus mulai aware," ucapnya.
Dokter spesialis rehabilitasi medik di National Hospital ini mengungkapkan, speech delay pada anak akan berdampak pada tumbuh kembangnya.
"Dampaknya besar, karena manusia salah satu fungsi penting adalah komunikasi, baik verbal maupun non verbal. Jadi kalau kita biarkan anak mengalami keterlambatan berbicara, dampaknya tentu di akademis dan tumbuh kembang yang lain. Lalu di psikososial juga pasti sangat terdampak," ungkapnya.
Terkait penanganannya, dr. Farida menyebut salah satu cara yang dapat dilakukan yakni dengan terapi wicara.
Selain itu, orang tua juga perlu memberikan banyak stimulasi pada anak dengan cara memperbanyak interaksi dengan anak tanpa gadget.
ADVERTISEMENT
"Untuk terapi wicara ini dilihat dari penyebabnya juga dan tingkat keparahannya. Terapinya harus rutin, tidak harus di rumah sakit, di rumah juga bisa bersama orang tua. Itu juga suatu terapi yang terintegrasi. Karena satu anak dan anak lainnya kan penyebabnya beda," tukasnya.