Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten Media Partner
Ini Tanda-tanda Anak Terpapar Pornografi, Apa yang Harus Dilakukan Ortu?
19 Januari 2025 7:29 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Sampai saat ini banyak berseliweran peristiwa–peristiwa kekerasan seksual yang meresahkan publik. Salah satu peristiwa kekerasan seksual masih merajalela adalah disebabkan oleh kebiasaan menonton konten yang berbau pornografi.
ADVERTISEMENT
Sudah sepatutnya hal tersebut menjadi perhatian bersama. Tidak hanya itu, hal ini sudah seharusnya menjadi “alarm” bagi para orang tua agar lebih memperhatikan anak–anaknya dalam penggunaan gawai.
Asteria Ratnawati SPsi Psikolog, Psikolog Perkembangan Anak dan Keluarga mengungkapkan tanda-tanda anak mengalami Online Child Sexual Exploitation and Abuse (OCSEA) atau kekerasan seksual dan eksploitasi anak di ranah daring.
Menurut Asteria, tanda-tanda anak mengalami OCSEA adalah:
– Tiba-tiba menjadi protektif dengan gawai yang dimilikinya (takut bila orang lain melihat, mendekat, memegang gawainya).
– Menyembunyikan/ tidak mau menceritakan dengan siapa dia beraktivitas daring
– Memiliki perilaku yang tidak biasa setelah memegang gawainya/ melakukan kegiatan daringnya, seperti chat, berbicara dengan seseorang, tampak cemas, tegang, dll.
ADVERTISEMENT
– Ada perubahan sikap, perilaku yang tidak biasa. Misalnya tiba-tiba mudah gelisah, mudah marah, dll)
– Menurunnya minat/ konsentrasi belajar
– Menarik diri dari pergaulan bersama teman-temannya
Asteria pun mengingatkan orang tua agar tidak emosional ketika mengetahui anaknya terpapar pornografi.
“Jangan memarahi anak. Yang perlu dilakukan orang tua, justru membangun kedekatan emosional dengan anak. Dampingi anak,” pesan Asteria dalam forum seminar Smart Parents bertajuk ‘Lindungi Anak dari Predator Online’ yang digelar di Surabaya belum lama ini.
Pesan penting lainnya yaitu, ”Buat batasan dan kesepakatan aturan main penggunaan gadget. Serta social media education."
Asteria menekankan agar orang tua dan juga para pendidik di sekolah memiliki literasi digital yang terkini.
“Yang tak kalah penting adalah ajarkan tentang nilai-nilai terkait agama, etika, kesopanan dan sejenisnya,” tandasnya.
ADVERTISEMENT
Senada dengan Asteria, Dr Irwan Dwi Arianto MIkom, pakar komunikasi Big Data minta agar orang tua tidak gagap teknologi (gaptek). Founder Analisa Komunikasi Big Data (Asigta) ini mengingatkan, orang tua harus curiga ketika anaknya enggan menyebut email dan password di gawainya.
“Orang tua juga harus tahu email dan password di gawai anaknya!” begitu wanti-wanti Irwan.