Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Inilah SPBU Pertama di Surabaya Khusus untuk Nelayan
14 September 2024 16:52 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kota Surabaya untuk pertama kalinya memiliki Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) yang berlokasi di Jalan Cumpat No.1, Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak. Diresmikannya SPBUN ini untuk memudahkan kelompok usaha bersama (KUB) nelayan di kawasan Bulak dalam mendapatkan bahan bakar solar.
ADVERTISEMENT
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, SPBUN ini merupakan program dari Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia (Kemenkop UKM RI) untuk mendukung kebutuhan nelayan.
“Semoga SPBUN ini bisa memberikan manfaat untuk nelayan. Karena nelayan akan mendapatkan harga subsidi untuk solar,” kata Eri, Sabtu (14/9).
Dirinya menjelaskan, harga jual bahan bakar solar di SPBUN khusus nelayan ini sama dengan seperti di Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina lainnya, yakni Rp6.800 per liter.
“Harga di SPBUN ini sama dengan harga yang di SPBU lainnya, karena harga subsidi,” jelasnya.
Rencananya, lanjut Eri, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Kemenkop UKM dan PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus akan membangun SPBUN di kampung nelayan Kota Surabaya lainnya. Jika kali ini ada bahan bakar Bio Solar, nantinya akan ada SPBUN Pertalite khusus nelayan di Surabaya.
ADVERTISEMENT
“Dalam waktu dekat, kita juga akan membentuk yang sama seperti ini. Apakah nanti tempatnya jadi satu di sini atau di tempat lainnya, atau mendekatkan dengan nelayan di Medokan Ayu. Karena nelayan di Medokan Ayu kebanyakan menggunakan bahan bakar Pertalite,” ungkapnya.
Ia berharap, adanya SPBUN Bio Solar ini dapat memberikan manfaat bagi nelayan di Kota Surabaya. Selain itu, diharapkan juga hasil tangkapan nelayan juga bisa semakin besar dan memberikan manfaat bagi keluarga nelayan di Surabaya ke depannya.
Sementara itu, Direktur Management Office Deputi Bidang Perkoperasian Kemenkop UKM RI, Dani Hamdan berharap adanya SPBUN ini bisa menjamin kebutuhan nelayan dalam mendapatkan bahan bakar.
“Kami berharapnya di titik kampung nelayan lainnya di Surabaya bisa, khususnya solar subsidi ini bisa terpenuhi ke depannya,” ujar Dani.
ADVERTISEMENT
Dani menyebutkan, jumlah SPBUN di kampung nelayan Indonesia saat ini rasionya masih sangat kecil. Dari data Kemenkop UKM, jumlah SPBUN yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan nelayan di Indonesia hanya ada di 412 titik kampung nelayan. Sementara itu, jumlah kampung nelayan di Indonesia sebanyak kurang lebih 10.700 titik.
“Karena saat ini rasionya masih jomplang ya, kampung nelayan sekitar 10.700-an, berbanding SPBUN yang ada di data kami baru 412 SPBUN. Karena 60-70 persen kebutuhan nelayan itu dikeluarkan membeli bahan bakar solar, nah bayangkan kalau bahan bakar tidak bisa dijangkau atau mahal dan sulit diakses maka hari itu nelayan tidak bisa melaut,” sebutnya.
Ada pun Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati menjelaskan, SPBUN ini merupakan bagian dari pilot project program bio solar hasil kerjasama antara Pemkot Surabaya dengan Kemenkop UKM RI dan PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Baznas Kota Surabaya, dan Koperasi. SPBUN ini akan dikelola oleh Koperasi Jasa Bahari 64 di kawasan Bulak, Surabaya.
ADVERTISEMENT
“Koperasi ini memiliki 90 orang anggota nelayan sekaligus penerima manfaat SPBUN. Kami harap, SPBUN ini bisa dimanfaatkan oleh nelayan di sekitar Bulak dan sekitarnya,” tukasnya.