Konten Media Partner

Inovasi Batako Ramah Lingkungan dari Limbah Masker dan Cangkang Kerang

14 Agustus 2021 15:43 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswa UM Surabaya menunjukkan proses pembuatan batako ramah lingkungan dari limbah masker dan cangkang kerang. Foto-foto: Amanah Nur Asiah /Basra
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa UM Surabaya menunjukkan proses pembuatan batako ramah lingkungan dari limbah masker dan cangkang kerang. Foto-foto: Amanah Nur Asiah /Basra
ADVERTISEMENT
Sejak pandemi COVID-19 merebak di Indonesia, pemerintah mewajibkan masyarakat untuk menggunakan masker ketika berpergian atau keluar rumah. Penggunaan masker ini dilakukan sebagai cara preventif untuk mencegah penularan virus.
ADVERTISEMENT
Maka tak heran, jika saat ini jumlah pengguna masker terus meningkat. Sayangnya, meningkatnya jumlah pengguna masker tersebut tidak diiringi dengan pengolahan limbah masker dengan benar. Padahal limbah masker tersebut merupakan limbah medis yang infeksius.
Berlatar belakang hal itu, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) berinisiatif membuat sebuah inovasi batako dengan memanfaatkan limbah medis dan cangkang kerang.
Bahkan para mahasiswa tersebut memberikan edukasi kepada warga di Pesisir Bulak Surabaya terkait proses pembuatan batako.
Yuniar Isnaini salah satu mahasiswa mengatakan kegiatan tersebut dilakukan sebagai aksi lawan polusi di area pesisir.
"Seperti kita tahu di pesisir Pantai Surabaya ini kan banyak limbah cangkang kerang yang tidak diolah dan dibiarkan begitu saja. Ditambah lagi saat ini kondisi pandemi. Jadi kami mencoba berinovasi dengan membuat batako ramah lingkungan (waste create) dari limbah masker dan cangkang kerang," ucap Yuniar pada Basra, Sabtu (14/8).
ADVERTISEMENT
Terkait cara membuat batako tersebut, Yuniar menjelaskan, pertama limbah masker dicuci terlebih dahulu menggunakan deterjen. Setelah itu limbah masker dikeringkan dan dibakar hingga menjadi abu dengan menggunakan alat pembakaran ramah lingkungan.
"Untuk limbah cangkang kerangnya, kita bersihkan dulu dan dikeringkan. Setelah itu ditumbuk agar menjadi halus lalu dicampur dengan semen dan abu dari limbah masker. Kemudian diaduk menjadi satu dan dicetak," jelasnya.
Terkait kelebihan dari batako ramah lingkungan ini, Yuniar menuturkan jika campuran bahan tersebut bisa menambah kekuatan tekan dan kualitas dari batako.
Batako ramah lingkungan dari limbah masker dan cangkang kerang. Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
Sementara itu, Dede Nasrullah, selaku Kepala LPPM UM Surabaya mengatakan, kegiatan yang dilakukan para mahasiswa ini merupakan program dari gerakan nasional revolusi mental. UM Surabaya sendiri mengambil tema Lawan Revolusi Mental dengan bebas polusi.
ADVERTISEMENT
"Kegiatan kita ini, kita ingin mengedukasi masyarakat terkait dengan limbah-limbah terutama yang sekarang sedang banyak. Seperti limbah masker dan cangkang terutama di daerah pesisir ini. Padahal limbah itu kalau diolah kan bisa mempunyai nilai jual," kata Dede.
Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan bisa memberikan edukasi pada masyarakat agar lebih mencintai lingkungan untuk menuju Indonesia yang sangat bersih.
Ditemui di lokasi yang sama, Ketua RT 5 Cumpat Kulon Indah gang Kemuning, Herdiawan Setiojatmiko mengaku senang dengan adanya edukasi yang diberikan mahasiswa kepada para warganya.
Bahkan Ia berharap, para warga bisa mengimplementasikan inovasi tersebut untuk menambah pendapatan.
"Mayarakat secara umum akan mendapatkan ilmu yang nanti bisa diterapkan. Syukur-syukur dari penerapan itu bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan bisa diimplementasikan oleh masyarakat," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Diketahui, selain memberikan edukasi, UM Surabaya juga membagikan ratusan paket sehat yang berisi sembako dan vitamin. Tak hanya itu, pihak UM Surabaya juga memberikan puluhan tanaman toga seperti jeruk nipis, temulawak, jahe, sereh, dan lain-lain yang dapat dimanfaatkan warga.