Konten Media Partner

Inovasi Tabir Surya dari Tanaman Sambiloto

23 Januari 2020 13:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Krim anti radiasi sinar UV dari sambiloto. Dok ITS
zoom-in-whitePerbesar
Krim anti radiasi sinar UV dari sambiloto. Dok ITS
ADVERTISEMENT
Sebagai negara tropis yang melimpah sinar matahari, Indonesia memiliki tanaman-tanaman yang bisa jadi penangkal efek buruk sinar ultraviolet secara alami.
ADVERTISEMENT
Sebut saja tanaman sambiloto, tanaman yang punya nama latin Andrographis paniculata L. Ness ini mengandung senyawa aktif bernama Andrographolide yang bisa digunakan untuk menangkal radiasi sinar UV.
Menurut Dr rer nat Fredy Kurniawan SSi MSi yang membuat krim anti radiasi Ultraviolet (UV) dari ekstrak tanaman sambiloto, kandungan Andrographolide merupakan senyawa bioaktif primer yang masih golongan senyawa terpenoid khususnya diterpene lakton.
"Di sini kami mencoba menggali lebih dalam potensi tanaman sambiloto yang belum pernah dikembangkan pada penelitian sebelumnya. Apalagi tanaman ini banyak dijumpai di Indonesia terus budidayanya juga mudah," jelas Kepala Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Analitika Data ITS ini, Kamis (23/1).
Gambaran proses pengolahan tanaman obat Andrographis paniculata pada penelitian
Dalam proses pembuatannya, pertama tanaman sambiloto diambil bagian daunnya kemudian dipreparasi dan dilakukan proses maserasi selama beberapa waktu.
ADVERTISEMENT
Maserasi adalah proses pelunakan jaringan dengan cara direndam menggunakan cairan. Tujuannya, agar jaringan pengikat melarut dan bagian jaringan dapat dipisahkan.
Selanjutnya, dilakukan karakterisasi hasil ekstraksi dengan menggunakan metode spektrometri infra merah atau Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR) dan kromatografi Liquid Chromatography-Mass Spectrometer (LCMS/MS).
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur intensitas atau kualitas cahaya pada spektrum. Setelah itu baru dilakukan analisis hasil ekstraksi tanaman sambiloto menggunakan metode spektrofotometri Ultraviolet dan spektrofotometri fluoresens.
Dr rer nat Fredy Kurniawan SSi MSi
"Terakhir adalah modifikasi dan aplikasi ekstrak tanaman tersebut sebagai UV Protector atau tabir surya yang mengandung ekstrak tanaman sambiloto dengan nilai Sun Protection Factor (SPF) tertentu," ungkapnya.
Ke depan, pihaknya akan melakukan proses publikasi ilmiah terkait penelitiannya tersebut dan melakukan produksi secara masal.
ADVERTISEMENT
"Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat dan berdaya guna bagi masyarakat luas, dan dapat meningkatkan nilai ekonomis dari aset alami negara Indonesia," pungkasnya.