Jadi Pertolongan Pertama saat Henti Napas, Begini Tahapan Tepat Tindakan CPR

Konten Media Partner
16 November 2022 13:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jadi Pertolongan Pertama saat Henti Napas, Begini Tahapan Tepat Tindakan CPR
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru-paru (RJP) adalah pertolongan pertama bantuan hidup dasar pada orang yang mengalami henti napas. Tujuannya untuk mengembalikan kemampuan bernapas dan sirkulasi darah dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, beberapa masyarakat masih merasa takut ketika akan melakukan tindakan tersebut untuk menolong seseorang. Pasalnya, dalam melakukan CPR terdapat risiko terjadinya patah tulang rusuk atau tulang dada jika tidak dilakukan dengan tepat.
Untuk itu, dr. Ardyan Prima Wardhana, Sp.An membagikan tahapan aman dalam melakukan CPR.
Pertama, letakkan pangkal telapak tangan dominan bagian bawah di tengah dada lalu kunci dengan jemari tangan lainnya.
"Secara spesifik, untuk pria letaknya di pertemuan garis yang menghubungkan puting susu dengan tengah dada. Sedangkan untuk wanita, ditarik garis lurus dari pangkal ketiak ke tengah dada," ucapnya, Rabu (16/11).
Kedua, berikan pijat jantung sebanyak 30 kali dengan kecepatan 100 kali per menit (atau sekitar 3-4 tekanan setiap 2 detik).
ADVERTISEMENT
"Tangan harus lurus dengan bahu dan sejajar dengan tangan. Ketika melakukan kompresi, badan harus condong ke pasien dan gerakannya dari panggul untuk mengurangi rasa lelah," tambahnya.
Tahapan ketiga, lanjut dengan memberikan napas buatan dengan cara menjepit hidung pasien lalu meniupkan udara dari mulut sebanyak dua kali. Teknik dikatakan tepat apabila dada pasien terangkat saat diberikan napas buatan.
"Lalu ulangi kembali pemberian CPR dengan perbandingan 30 pijat jantung : 2 napas buatan," tuturnya.
Dokter spesialis anastesi ini mengungkapkan, kesalahan yang sering terjadi adalah kecepatan pijat jantung yang terburu-buru, sehingga melebihi dari yang dibutuhkan.
Kemudian, ada penolong yang enggan untuk memberikan bantuan napas dari mulut ke mulut. "Jika seperti itu, penolong lebih baik tetap menolong dengan pijat jantung daripada tidak sama sekali," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, CPR boleh dihentikan ketika pasien sudah mulai bernapas atau ada instruksi dari tim medis untuk berhenti. “Yang perlu diingat adalah CPR hanya sebagai pertolongan pertama. Bantuan kepada pasien bisa jadi sia-sia bila tidak ada bantuan medis yang segera datang,” tukasnya.