Jatim Temukan 114 Kasus Suspect Hepatitis Akut, Tersebar di 18 Kabupaten/Kota

Konten Media Partner
6 Mei 2022 14:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Dinkes Jatim), Dr. Erwin Astha Triyono, dr., Sp.PD., KPTI. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Dinkes Jatim), Dr. Erwin Astha Triyono, dr., Sp.PD., KPTI. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berdasarkan data Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) Jawa Timur, minggu 1 – minggu 17 Tahun 2022 (per 4 Mei 2022), telah ditemukan 114 kasus suspect hepatitis akut di 18 kabupaten/kota di Jawa Timur. Dimana minggu ke-14 hingga minggu ke-17 cenderung mengalami kenaikan.
ADVERTISEMENT
Sebagai catatan, data SKDR tersebut adalah kasus suspect hepatitis akut yang masih membutuhkan pemeriksaan apakah itu hepatitis atau bukan.
Terkait adanya kasus dugaan Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Dinkes Jatim), Dr. Erwin Astha Triyono, dr., Sp.PD., KPTI. mengimbau kepada seluruh masyarakat Jawa Timur, khususnya kepada orang tua terhadap anak-anak untuk selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta disiplin protokol kesehatan.
"Untuk mencegah dan mengendalikan penularan hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya di Jawa Timur, kami mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati namun tetap tenang. Lakukan upaya pencegahan dengan PHBS seperti sering mencuci tangan pakai sabun, meminum air bersih yang matang, memastikan makanan dalam keadaan bersih dan matang penuh, menggunakan alat makan sendiri, memakai masker, menjaga jarak serta menghindari kontak dengan orang sakit. Selain itu, untuk sementara agar tidak berenang dulu di kolam renang umum, tidak bermain di playground, serta hindari menyentuh hand railing, knop pintu, dinding, dll yang sering dipegang orang," jelas Erwin, dalam keterangan tertulis yang diterima Basra, Jumat (6/5).
ADVERTISEMENT
Erwin mengungkapkan, gejala klinis yang ditemukan pada pasien hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya ini antara lain peningkatan enzim hati, sindrom hepatitis akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah). Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.
Ia berpesan jika masyarakat menemui gejala tersebut pada anak, segera periksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat agar segera bisa dilakukan observasi dan tindakan.
Selain itu, Erwin juga mengimbau kepada seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Jawa Timur untuk siap dan sigap dalam menangani pasien yang mengalami gejala hepatitis akut tersebut serta segera melaporkan ke Dirjen P2P Kemenkes RI melalui Dinkes Jatim jika menemukan kasus sesuai dengan gejala hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Untuk mengendalikan penyebaran hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya ini, Dinkes Jatim telah melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota dan jejaring Dinas Kesehatan, rumah sakit dan puskesmas serta membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor (info IDAI dan PPHI, Patelki/Lab, dll).
Selain itu, Dinkes Jatim juga terus melakukan promosi kesehatan melalui media KIE agar masyarakat dapat memahami gejala hepatitis akut tersebut.
Dinkes Jatim juga terus memantau dan melaporkan kasus suspect hepatitis akut di SKDR, dengan gejala yang ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik atau kuning dan urin berwarna gelap yang timbul secara mendadak.