Kabupaten Sumenep Jadi Wilayah dengan Pernikahan Anak Tertinggi di Jatim

Konten Media Partner
7 Desember 2022 7:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Edukasi pencegahan pernikahan dini digelar Unair dengan menggelar lomba mewarnai poster di salah satu sekolah di Kabupaten Sumenep. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Edukasi pencegahan pernikahan dini digelar Unair dengan menggelar lomba mewarnai poster di salah satu sekolah di Kabupaten Sumenep. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data, jumlah remaja di Jawa Timur tahun 2020 menduduki peringkat kedua se-Indonesia, yaitu dengan jumlah 5.976.856 jiwa. Meskipun demikian, kenyataannya kasus permasalahan remaja di Jawa Timur juga banyak, seperti masih maraknya pernikahan usia dini terutama di kota kecil atau daerah kabupaten yang cenderung pedesaan.
ADVERTISEMENT
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan Jawa Timur (DP3AK Jatim) mencatat adanya peningkatan perkawinan anak di bawah umur selama tahun 2019 – 2020.
Berdasarkan data dari Seksi Kantor Urusan Agama dan Keluarga Sakinah Kanwil Kemenag Jatim, ada 12.460 anak di bawah umur di Jatim yang menikah di sepanjang 2020.
Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah anak laki-laki yang menikah di bawah umur sebanyak 3.078 orang dan jumlah perempuan jauh lebih banyak yaitu sebesar 9.302 orang.
Sumenep pun dipilih Universitas Airlangga (Unair) sebagai lokasi edukasi pencegahan pernikahan dini karena kabupaten paling ujung di Pulau Madura ini merupakan salah satu kabupaten dengan jumlah perkawinan di bawah umur yang cukup tinggi.
Data dispensasi untuk perkawinan anak di bawah umur dari pemerintah kabupaten Sumenep pada tahun 2020 mencapai 2.029 kasus, bahkan di empat bulan pertama di tahun 2021 dispensasi kawin juga telah tercatat sebesar 533 kasus.
ADVERTISEMENT
Kegiatan edukasi dilakukan Unair dengan menggelar lomba poster di SMAS Plus Miftahul Ulum Sumenep. 12 poster karya para siswa telah dinilai dan ditentukan juara. Juara 1 atas nama Wardatus Syarofatul Jamiliyah, juara 2 atas nama Nandita Apriliana dan Juara 3 atas nama Fera Elis.
Lomba poster ini merupakan puncak kegiatan pengabdian masyarakat yang diawali kehadiran tim dari Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi Unair.
Kegiatan yang dilakukan berupa pemberian edukasi tentang kesehatan reproduksi dan psikologi remaja oleh Dr Eighty Mardiyan K, dr, SpOG (K), staf Departemen Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran dan Dr. Nur Ainy Fardana N, M.Si, Psikolog dari Fakultas Psikologi.
Siswa juga memperoleh buku terkait pernikahan dini, tinjauan aspek kesehatan reproduksi dan psikologi yang sudah ber-ISBN yang merupakan karya dua pemateri.
ADVERTISEMENT
dr Eighty, selaku ketua tim pengmas berharap siswa dapat memiliki kemampuan untuk membagikan ilmu pengetahuan yang diperolehnya serta dapat menyusun media promosi kesehatan sesuai dengan kemajuan teknologi.
“Poster merupakan salah satu media yang digunakan dalam pendidikan kesehatan. Poster dapat menjadi media kesehatan yang paling efektif, paling ekonomis dan paling rasional. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, semoga siswa dapat menyebarkan pengetahuannya tentang risiko pernikahan dini,” ungkap dr Eighty, Rabu (7/12).
Menurut dr Eighty, pernikahan dini masih menjadi salah satu masalah kesehatan reproduksi. Ini menjadi salah satu prioritas selain di luar nikah, aborsi ilegal, ancaman infeksi menular seksual (IMS), kekerasan seksual, masalah psikologis seperti postpartum blues dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
“Kasus kesehatan reproduksi lainnya dapat menjadi sebuah konsekuensi dari adanya pernikahan dini,” tandasnya.