Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Usia senja tak menyurutkan semangat Haryanto untuk bisa menyelesaikan pendidikan hingga strata tertinggi. Bahkan di umur 60 tahun 11 bulan ini Haryanto berhasil menuntaskan studi doktoralnya (S3) di Departemen Teknik Sistem dan Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
ADVERTISEMENT
Har, begitu dia disapa, bahkan dinobatkan sebagai wisudawan tertua pada Wisuda ITS ke-122, Sabtu (17/10).
Har mengaku hobinya adalah belajar. Sejak menempuh program sarjana (S1) di Departemen Fisika ITS, Har selalu memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca buku dan mendalami berbagai macam terori yang ia terima semasa kuliah.
"Jadi sejak dulu saya memang gemar mendalami teori yang saya dapatkan ketika kuliah,” kata Har, Sabtu (17/10).
Setelah menyelesaikan studi S1-nya pada tahun 1984, pria asal Mataram ini memilih menjadi dosen agar ia bisa mendapatkan kesempatan untuk belajar lebih lanjut.
Har pun melanjutkan program S2 di Departemen Teknik Industri ITS. Har sengaja fokus untuk mempelajari manajemen operasional di Departemen Teknik Industri ITS.
ADVERTISEMENT
Meskipun harus menggelontorkan uang demi melanjutkan studi, Har mengaku ilmu bagian dari investasi berharga dalma hidupnya. Har berprinsip, belajar itu harus terus dilakukan sepanjang hayat. Tidak sekadar belajar, namun juga mengerjakannya dengan hati ikhlas dan riang gembira.
“Memang tidak mudah mencapai gelar tersebut, tetapi saya mendapatkan banyak manfaat darinya,” ujar dosen Teknik Industri Universitas Surabaya (Ubaya) ini.
Dalam rentang waktu 20 tahun perjalanan studinya, membuat Har sadar atas dinamika kuliah yang dihadapi mahasiswa di setiap zaman.
"Jika dulu, mahasiswa harus bersusah payah mencari materi kuliah di perpustakaan dan mengerjakan tugas dengan bermodal mesin ketik. Kini, selain akses materi kuliah yang mudah diakses di internet, pengerjaan tugas pun dapat dilakukan lewat komputer. Apalagi disituasi pandemi saat ini, saya juga merasakan perkuliahan secara daring," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Pasca meraih gelar doktornya, Har merasa tanggungannya menjadi lebih ringan. Ia merasa banyak pengetahuan baru yang diperoleh dan harus ia sampaikan kepada khalayak luas.
Oleh karenanya, selain lewat ruang kuliah, ia juga bertekad untuk menyalurkan ilmunya melalui tulisan. Ia pun berpesan kepada para mahasiswa agar antusias dalam menimba ilmu. Ini dikarenakan fasilitas penunjang perkuliahan sudah jauh lebih baik dibandingkan dahulu.
"Mahasiswa hanya perlu mengatur waktu agar durasi belajar maksimal. Kuncinya utamanya ialah tekun dan menjaga suasana hati agar tetap gembira,” pesannya.
Untuk menyelesaikan program doktoralnya itu, Har mengangkat disertasi berjudul Sistem Hubungan Industrial Berkelanjutan: Suatu Skenario Alternatif Redistribusi Nilai Tambah Industri pada Konteks Indonesia. Di sana, ia menjabarkan eksplorasi pemahaman hubungan industrial melalui tiga tahap.
ADVERTISEMENT
Pertama ialah eksplorasi awal menyangkut hubungan antara pekerja, pemberi kerja, serta pemerintah. Selanjutnya ialah eksplorasi epistemologi dan metodologisnya. Bahkan lewat disertasinya tersebut, Har berhasil predikat sangat memuaskan.