Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten Media Partner
Kampus di Surabaya, Ubah Ruang Selasar RSUA jadi Ruang Isolasi pasien COVID-19
17 Mei 2020 15:20 WIB
ADVERTISEMENT

Kolaborasi riset antara Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya untuk mengatasi pandemi COVID-19 terus berlanjut.
ADVERTISEMENT
Kali ini, kedua perguruan tinggi tersebut tengah merancang konversi ruang selasar Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) menjadi ruang isolasi resmi untuk pasien COVID-19.
Thomas Ari Kristianto, anggota tim desain dari Tim Satgas COVID-19 ITS menuturkan, langkah tersebut diambil sebagai bentuk antisipasi dalam menghadapi kemungkinan meningkatnya jumlah pasien COVID-19.
Bahkan saat ini, konversi ruang selasar yang telah dirancang sejak akhir Maret tersebut telah memasuki tahap revisi agar lebih sempurna.
"Perlu dipahami, bahwa secara arsitektur dan interior, teknis membuat ruang isolasi itu tidak mudah, desain juga harus disesuaikan dengan fungsi perangkat medis yang harus terpenuhi,” tutur dosen Desain Interior ITS ini, Sabtu (16/5).
Thomas menjelaskan, pemilihan ruang selasar yang akan dikonversi menjadi ruang isolasi ini memiliki beberapa kelebihan dan tantangan. Diantaranya ruang yang tersedia, secara struktur arsitektur adalah selasar di eksisting arsitektur RSUA.
ADVERTISEMENT
“Layout ruang ini juga relatif bisa terpisah dengan ruang-ruang pasien regular lainnya, sehingga sesuai sebagai konsep ruang isolasi,” jelasnya.
Selain itu, selasar tidak memiliki sistem perpipaan dan kelistrikan, serta tidak didesain untuk ruang kesehatan, sehingga tidak memiliki sistem Heating Ventilation and Air-Conditioning (HVAC) sesuai standar.
“Lebih dari itu, selasar eksisting tidak didesain memiliki kamar mandi, suplai air bersih, dan pembuangan air kotor. Oleh sebab itu, rancangan ini harus didesain cukup konkret,” ungkapnya.
Thoma mengungkapkan, selain efisien dan ekonomis untuk dibangun, kamar-kamar di selasar ini juga harus memiliki nilai estetika yang memadai. Karena hal ini bisa membantu menyamankan serta menenangkan pasien dan tenaga medis.
"Jadi komposisi warna, elemen estetis, material, dan pencahayaan kami coba untuk lebih memperhatikan psikis pengguna. Istilahnya user oriented design, walaupun aspek teknis memang sangat menonjol di sini,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya memiliki nilai estetika, rencana konversi ruang selasar RSUA ini juga membutuhkan dukungan secara sistem tata ruang udara. Dalam hal ini Thomas bekerja sama dengan dosen dari Teknik Fisika ITS yakni Dhany Arifianto ST MEng.
"Perlu diketahui, sistem tata udara ruang isolasi adalah salah satu unsur terpenting, tekanan udara harus selalu dijaga negatif agar dapat mengisolasi persebaran mikroorganisme,” ujarnya.
Ke depannya, pihaknya berharap upaya ini dapat menjadi pegangan bagi instansi kesehatan, khususnya RSUA dalam menghadapi pandemi COVID-19. “Semoga jumlah pasien tidak terus meningkat dan ruang isolasi yang sudah disiapkan ITS - Unair sebelumnya cukup untuk menampung pasien,” pungkasnya.