Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten Media Partner
Kampus Petra Christian University Pakai AI untuk Mahasiswa Disabilitas
25 April 2025 10:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Salah satu tantangan utama dalam pendidikan inklusif adalah akses terhadap informasi dan materi pembelajaran yang sesuai bagi penyandang disabilitas. Di sini, teknologi AI dapat membantu mewujudkan kesamaan hak dan kesempatan itu guna tercapainya kehidupan yang sejahtera dan mandiri.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut seperti diungkapkan Gunawan Tanuwidjaja, ST., Ph.D., IAI., dosen Architecture Petra Christian University (PCU) dalam workshop “Menuju Masa Depan yang Inklusif: Workshop Artificial Intelligence (AI) bagi Orang dengan Disabilitas untuk Pendidikan, dan Pekerjaan”.
"Pelatihan ini digelar juga untuk mendukung komitmen Kota Surabaya menjadi kota yang ramah penyandang disabilitas," tuturnya, Jumat (25/4).
Gunawan menyebut workshop/pelatihan ini sebagai praktik nyata dari pembelajaran mahasiswa.
“Para peserta, utamanya penyandang disabilitas, diperkenalkan berbagai aplikasi AI yang dapat mendukung kemandirian dan kualitas hidup di berbagai aspek kehidupan,” ungkapnya.
Dikemas dalam sesi interaktif, demonstrasi teknologi, dan diskusi bersama, para peserta diajak untuk langsung menggunakan teknologi kecerdasan buatan seperti Envision AI dan ChatGPT.
“Envision AI dapat membantu siswa tunanetra dalam membaca teks dari berbagai sumber, termasuk buku pelajaran, papan tulis, dan dokumen digital. Pelatihan ini mewadahi para siswa disabilitas untuk belajar suatu hal yang mungkin belum mereka dapatkan di sekolah,” imbuh Gunawan.
ADVERTISEMENT
Selain mempraktikkan penggunaan Envision AI, para peserta didampingi mahasiswa juga diberi tugas untuk merangkai cerita menggunakan ChatGPT.
Dalam kesempatan yang sama Eka Prastama Widiyanto, S.T., yang merupakan Komisioner KND (Komisi Nasional Disabilitas) mengapresiasi inisiatif melalui workshop ini, karena membuka ruang dialog tentang AI untuk mendukung inklusi penyandang disabilitas, dan kemandirian dalam pekerjaan.
KND sendiri adalah badan non struktural yang didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk menjaga hak-hak individu dengan disabilitas.
“Saya berharap ini menjadi awal dari kolaborasi yang berkelanjutan, di mana teknologi AI dapat dimanfaatkan untuk pemberdayaan dan kemandirian rekan-rekan disabilitas. Apalagi, KND saat ini juga sedang melakukan pengembangan literasi digital dengan kolaborasi bersama BENETECH,” tukasnya.