news-card-video
19 Ramadhan 1446 HRabu, 19 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner

Kapsul Kaldu Ikan, Alternatif Makan Ikan di Segala Masakan

31 Mei 2019 8:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yashinta Wisnata (tengah), Sheila Chang, dan Theresia Irene dengan kapsul ikan tongkol buatan mereka. Foto : Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Yashinta Wisnata (tengah), Sheila Chang, dan Theresia Irene dengan kapsul ikan tongkol buatan mereka. Foto : Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Pada 2016 jumlah ikan yang dikonsumsi masyarakat Indonesia hanya 43,9 kg per kapita per tahun. Angka tersebut lebih rendah dibanding Jepang yang bisa mengonsumsi 80 kg ikan per tahun. Karena itu di 2019 ini Kementerian Kelautan dan Perikanan menarget konsumsi ikan orang Indonesia bisa mencapai 50 kg per kapita per tahun.
ADVERTISEMENT
Konsumsi ikan sebenarnya punya banyak manfaat seperti mencerdaskan otak karena mengandung asam lemak omega 3 (EPA dan DHA) yang juga dapat menurunkan kadar kolesterol darah.
Berangkat dari fakta tersebut, tiga mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan dan Gizi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (FTP UKWMS), ikan tongkol dijadikan kapsul yang diberi nama Fishkol.
Fishkol merupakan kapsul yang berfungsi sebagai kaldu atau penyedap rasa untuk masakan. Menurut Yashinta Wisnata, ketua tim peneliti, inovasi ini sekaligus mendukung program makan ikan milik Kementrian Kelautan dan Perikanan.
Kapsul Fishkol yang merupakan kaldu ikan tongkol padat. Foto : Amanah Nur Asiah/Basra
"Dengan inovasi ini masyarakat dapat memakan ikan dengan variasi masakan yang lain, tidak hanya digoreng atau bakar saja. Dan dengan inovasi kapsul ikan tongkol ini juga akan menambah lama masa simpan ikan,'' Yashinta saat ditemui di laboratorium Teknik Pengolahan Pangan, Kampus UKWMS Dinoyo, Rabu (29/5).
ADVERTISEMENT
Kata Yashinta, ikan tongkol yang digunakan untuk membuat Fishkol ini punya kriteria diantaranya mencapai berat 1,5 sampai 2 kilogram.
Untuk proses pembuatannya hingga menjadi kapsul, dibutuhkan waktu selama 3 hari. Yashinta menceritakan jika pertama proses yang dilakukan adalah mencuci ikan, disiangi lalu dihilangkan mata, insang dan isi perutnya.
Setelah proses tersebut dilalui, ikan di presto selama satu jam, dan setelah matang ikan disuir-suir kecil kemudian di keringkan selama 8 jam.
"Setelah kering ikan digerinder dan dihaluskan, lalu diayak dan menjadi tepung ikan tongkol. Tepung ikan tongkol yang sudah jadi ditambahkan garam, gula, merica dan bumbu pengikat," jelasnya.
Usai diberi bumbu, dilakukan proses granulasi yaitu proses partikel serbuk diubah menjadi butiran granulat. Dimana partikel-partikel serbuk punya daya lekat yang kuat untuk kemudian dioven dan dicetak menjadi kapsul.
ADVERTISEMENT
"Kapsul ikan tongkol ini bisa bertahan dalam waktu 3 bulan apabila dalam kemasan tertutup," kata Yashinta.
Kedepannya, Yashinta bersama kedua temannya Sheila Chang dan Theresia Irene ingin mengembangkan produk ini secara komersil di masyarakat, serta melakukan penelitian lebih lanjut tentang ketahanan dan nutrisi ikan tongkol. (Reporter : Amanah Nur Asiah / Editor : Windy Goestiana)