Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten Media Partner
Kartini Masa Kini, Ilmuwan Unusa Bawa Tanaman Herbal Kalimantan Mendunia
21 April 2025 7:10 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Ilmuwan tidak pernah henti menciptakan penemuan terbaru. Tak cuma berasal dari luar negeri, Indonesia juga punya tokoh perempuan inspiratif di bidang sains. Penemuan mereka bahkan sudah bersaing di tingkat global. Berkat karya dan temuannya, mereka layak disebut sebagai Kartini masa kini. Salah satunya adalah ilmuwan muda dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), dr. Hotimah Masdan Salim, Ph.D.
ADVERTISEMENT
Perempuan yang juga dosen FK Unusa itu berhasil membawa tanaman herbal asal Kalimantan, kratom, mendunia. Hotimah memaparkan hasil penelitian terkait kratom di ajang prestisius Young Scientist Program 2024 (YSP2024) yang diselenggarakan oleh Federation of Asian and Oceanian Biochemists and Molecular Biologists (FAOBMB), pada bulan September 2024 lalu.
"Saya meneliti terkait dengan ekstrak mitragyna speciosa nama latin dari kratom yang telah diujicobakan pada tikus dalam pengobatan diabetes," ujar Hotimah kepada Basra, belum lama ini.
Bukan tanpa alasan jika Hotimah tertarik pada tanaman herbal tersebut. Pasalnya, sebagai perempuan asal Kalimantan, Hotimah tahu betul tentang kratom yang memang banyak tumbuh di Kalimantan.
"Mitragyna speciosa atau yang lebih dikenal dengan nama kratom adalah sejenis pohon yang banyak tumbuh di Kalimantan Barat. Daun dari pohon ini telah digunakan selama ratusan tahun oleh masyarakat setempat untuk manfaat pengobatan tradisional," terangnya.
ADVERTISEMENT
Hotimah mengungkapkan, daun kratom mengandung senyawa aktif utama yang disebut mitragynine dan 7-hydroxymitragynine. Kedua senyawa ini memiliki efek pada reseptor opioid di otak, yang dapat menghasilkan efek penghilang rasa sakit, stimulasi, dan sedasi, tergantung pada dosis yang dikonsumsi.
"Di wilayah asalnya, daun kratom biasanya dikunyah, diseduh menjadi teh, atau dikeringkan dan dihaluskan menjadi bubuk. Kratom sering digunakan oleh pekerja untuk meningkatkan energi dan stamina, serta untuk mengatasi kelelahan dan nyeri," paparnya.
Hotimah menyebutkan, beberapa negara termasuk Thailand dan Malaysia memang melarang atau membatasi penggunaan kratom. Sementara di negara lain penggunaannya masih legal, termasuk di Indonesia. Sedangkan beberapa negara seperti Amerika Serikat, masih memperdebatkan legalitas dan regulasi kratom karena kekhawatiran mengenai keselamatan dan risiko kesehatan.
ADVERTISEMENT
Hotimah menuturkan dari hasil pertemuan para ilmuwan muda dari negara-negara anggota FAOBMB di Australia itu, sudah ada beberapa ilmuwan yang tertarik untuk berkolaborasi.
"Sudah ada pembicaraan dengan beberapa ilmuwan dari negara lain yang tertarik untuk berkolaborasi," tukas Hotimah.
Hotimah berharap nantinya pemanfaatan kratom dapat dimaksimalkan untuk obat bagi penderita diabetes.
Keberhasilan Hotimah membawa tanaman herbal asal Kalimantan itu lebih mendunia kian menegaskan bahwa Indonesia memiliki ilmuwan perempuan yang berkompeten di bidangnya dan tak kalah dari negara-negara lain.