Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Kasus Melonjak, Epidemiologi Ungkap Cara Mencegah Terpapar Cacar Monyet
28 Agustus 2024 7:26 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) melaporkan lonjakan kasus konfirmasi Monkeypox atau cacar monyet (Mpox) di Indonesia. Hingga pertengahan Agustus, tercatat sebanyak 88 kasus konfirmasi Mpox di berbagai wilayah. Seiring dengan peningkatan kasus ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyatakan status PHEIC (Public Health Emergency of International Concern) untuk wabah Mpox..
ADVERTISEMENT
Menanggapi merebaknya wabah Mpox, Dr Kurnia Dwi Artanti dr MSc, Dosen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) memberikan tanggapan.
Dalam keterangannya, ia mengungkapkan pentingnya status PHEIC dalam meningkatkan kewaspadaan penyebaran wabah Mpox.
“PHEIC merupakan status yang menunjukkan tingkat keparahan situasi global. WHO menetapkan status ini karena melihat persebaran penyakit yang semakin meluas. Ada beberapa kriteria yang dipertimbangkan, seperti penilaian risiko global yang jika tidak segera diantisipasi, dapat menyebabkan penyebaran yang lebih luas. Selain itu, respons dan dukungan dari negara-negara anggota WHO juga menjadi faktor penting dalam mengendalikan penyebaran penyakit ini,” papar Kurnia, dalam keterangan tertulisnya, seperti dikutip Basra, Rabu (28/8).
Kurnia menjelaskan, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyebaran Mpox di Indonesia. Di Indonesia, kata Dr Kurnia, Virus Mpox yang terdeteksi termasuk dalam Varian IIb.
ADVERTISEMENT
“Virus varian tersebut dapat menyebar antarmanusia melalui kontak langsung cairan tubuh atau lesi,” ungkapnya
Lebih lanjut, Dr Kurnia menyebut pola penyebaran Mpox menunjukkan gejala yang mirip dengan cacar biasa. Ia menjelaskan gejala khas Mpox meliputi demam tinggi, ruam kulit yang khas, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
“Ruam yang muncul umumnya melalui wajah lalu menyebar ke seluruh tubuh. Meskipun begitu, perlu pemeriksaan spesifik untuk memastikan infeksi Mpox karena virus ini bersifat self-limited, yang artinya dapat sembuh dengan sendirinya jika sistem imun tubuh baik,” jelas Kurnia.
Dalam menghadapi wabah ini, Kurnia menyarankan strategi pencegahan yang efektif untuk mengurangi penyebaran Mpox di Indonesia. Upaya mencegah transmisi virus Mpox, katanya, dengan meningkatkan kesadaran diri pada masyarakat serta isolasi bagi individu yang terinfeksi.
ADVERTISEMENT
“Mencegah penularan Mpox sangat bergantung pada kebersihan diri. Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah beraktivitas di tempat umum serta menggunakan masker dapat menjadi benteng pertahanan yang efektif. Selain itu, WHO dan CDC merekomendasikan pemberian vaksin diprioritaskan terutama pada Petugas laboratorium, Tenaga kesehatan di RS rujukan dan Populasi berisiko,” pungkasnya.