'Kekno Klambimu', Gerakan Mengolah Sampah Tekstil Jadi Barang Baru

Konten Media Partner
22 Oktober 2019 15:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cherlita Christanti (berkacamata) saat membuka dropbox Kekno Klambimu. Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Cherlita Christanti (berkacamata) saat membuka dropbox Kekno Klambimu. Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Tahukah kamu, rata-rata orang akan membuang tiga dari lima pakaian mereka yang beli dalam waktu setahun. Padahal, pakaian zaman sekarang lebih banyak dibuat dari serat sintetis. Bila serat katun murni bisa terurai dalam waktu 2-5 bulan, maka serat kain sintetis baru bisa terurai di tanah selama 20-200 tahun.
ADVERTISEMENT
Mengetahui fakta-fakta yang bikin miris ini, Cherlita Christanti akhirnya membuat social movement yang bernama Kekno Klambimu. Dalam bahasa Suroboyoan, 'kekno klambimu' berarti 'berikan bajumu'.
"Gerakan ini mengajak siapa saja untuk mau menyumbangkan baju yang sudah kurang layak pakai di dropbox yang kami sediakan. Baju-baju yang terkumpul dari donatur nanti kami serahkan ke perajin yang aktif mengolah limbah kain bernama Perca Ayu. Oleh mereka kain-kain tadi akan dimodifikasi hingga jadi barang baru yang layak dijual," kata Cherlita pada Basra, Selasa (22/10).
Kegiatan yang diakui Cherlita sebagai materi tugas akhir ini masih berjalan sampai saat ini. Bahkan, Cherlita bersama Perca Ayu sudah mengolah lebih dari 2.000 pakaian bekas menjadi tote bag, sarung bantal, pouch untuk wadah sedotan stainless, keset, dompet kecil, karet rambut, dan masih banyak lagi.
Workshop yang digelar Kekno Klambimu dan Perca Ayu untuk ibu-ibu di Surabaya mengolah kain perca.
"UKM Perca Ayu sudah mengolah sampah tekstil sejak 2011. Tapi sayang mereka kesulitan dapat bahannya. Kadang mereka malah harus beli sisa-sisa kain di pasar, jadi 'kan profitnya tidak banyak. Karena itu saat kami bantu mengumpulkan sampah tekstilnya, mereka sangat senang," kata lulusan jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya ini.
ADVERTISEMENT
Harga produk upcycle dari sampah tekstil olahan Perca Ayu ini dijual mulai harga Rp 7 ribu sampai Rp 70 ribu.
Adapun beberapa jenis pakaian yang bisa didonasikan pada Kekno Klambimu di antaranya celana (baik kain maupun jeans), lalu baju (kaos maupun kemeja), kain perca (seperti sisa gorden atau seprai), baju anak-anak, bawahan (rok), baju terusan, maupun sarung bantal.
Sedangkan yang belum bisa didonasikan seperti pakaian dalam, tas kulit maupun ransel, topi, sarung tangan, dan jas hujan.
"Sebisa mungkin kondisi pakaian masih bersih, tidak berjamur, dan tidak terlalu kotor," kata Cherlita.
Boneka dari bahan jeans dan drill kolaborasi antara Kekno Klambimu, Arsy, dan Hime Jewelery.
Khusus untuk mengolah bahan jeans dan drill, Cherlita bekerja sama dengan seniman Arsy dan Hime Jewelery untuk membuat boneka. Pembuatan boneka berbentuk beruang dan kelinci ini dikerjakan anak-anak Yayasan Gerasa dan Niti Mandala Bali untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan dan mengurangi keresahan.
ADVERTISEMENT
Menurut ulasan goodonyou.eco, untuk membuat 1 celana jeans dibutuhkan 3.781 liter air. Air sebanyak itu bisa digunakan untuk kebutuhan air minum harian 1.700 orang dewasa. Padahal dalam 1 tahun lebih dari 2 juta celana jeans yang diproduksi di seluruh dunia.