Konten Media Partner

Keluarga Tak Percaya Pengobatan Medis, Ayu Berjuang Sendiri Lawan Kanker Sarkoma

23 Februari 2024 8:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diah Ayu Karindra (berhijab). Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Diah Ayu Karindra (berhijab). Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Diah Ayu Karindra harus menerima kenyataan pahit di usianya yang terbilang masih muda. Di usia 24 tahun Ayu didiagnosis menderita kanker sarkoma. Perjuangan Ayu untuk bisa sembuh dari kanker sarkoma menjadi hal yang sulit. Pasalnya keluarga Ayu terutama sang ibu tak mempercayai pengobatan medis dan lebih memilih pengobatan alternatif.
ADVERTISEMENT
"Ibu itu kayak denial (tak percaya) pengobatan medis gitu. Kayak 'ngapain sih harus ke dokter, paling mereka (dokter) juga cari duit'. Jadi lebih percayanya sama pengobatan alternatif," ungkap Ayu kepada Basra, belum lama ini.
Ayu lantas mengisahkan bagaimana awal mula ia didiagnosis kanker sarkoma. Ayu menuturkan jika dirinya mengidap kanker Sarkoma pada 2021 silam. Kala itu muncul benjolan keras di area perut Ayu.
"Dokter awalnya suspeknya itu ke rahim (kanker serviks), tapi ternyata enggak. Jadi sarkoma subtipe desmoid yang sifatnya sedang gitu antara ganas dan jinak," terangnya.
Kanker sarkoma jaringan lunak menjadi salah satu tumor ganas (kanker) yang jarang ditemukan. Jumlahnya hanya 1 persen kasus pada orang dewasa, dan 7—10 persen pada anak-anak dan dewasa muda.
ADVERTISEMENT
Setelah memastikan dirinya mengidap sarkoma subtipe desmoid, Ayu lantas mengabarkan kondisinya kepada keluarga. Berharap bisa mendapat dukungan penuh untuk berobat, Ayu harus menerima kenyataan sebaliknya.
"Jadi aku malah diminta untuk berobat alternatif. Karena pengen sembuh, ya aku turuti. Beberapa tempat pengobatan alternatif di Surabaya dan di luar Surabaya sempat aku datangi untuk berobat," ungkapnya.
Tak kunjung sembuh, Ayu memutuskan untuk berhenti menjalani pengobatan alternatif dan memilih fokus pada medis. Tak mendapat dukungan keluarga untuk berobat secara medis, Ayu menguatkan diri untuk berobat sendiri.
"Ya akhirnya riwa riwi ke rumah sakit sendiri, (berobat) pakai BPJS," tukas gadis berhijab ini.
Keluarganya yang broken home sempat mempengaruhi kondisi psikis Ayu. Namun keinginan kuat untuk sembuh menjadi penyemangat bagi Ayu.
ADVERTISEMENT
Saat menjalani pengobatan secara medis, Ayu harus melewati serangkaian proses pengobatan, mulai dari biopsi hingga kemoterapi sebanyak 7 kali.
"Alhamdulilah kemo sudah selesai, sekarang hanya konsumsi obat saja," simpulnya.