Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Kemoterapi Tidak Harus Rawat Inap di Rumah Sakit Lho!
23 Oktober 2022 7:04 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pertanyaan :
Saya baru divonis kanker payudara dan disarankan kemoterapi. Tapi saya takut efek sampingnya. Banyak mitos di masyarakat bahwa kemoterapi sangat mengerikan. Apakah benar? Apakah kemoterapi harus rawat inap di RS? Serta tidak bisa bekerja atau aktivitas apapun? (Dinda, Surabaya)
Jawaban :
Terima kasih atas pertanyaannya. Kemoterapi berasal dari kata kemo dan terapi. Kemo artinya bahan kimia dan terapi artinya pengobatan. Jadi kemoterapi adalah pengobatan menggunakan bahan kimia yang dimasukkan dalam tubuh.
Kemoterapi merupakan salah satu terapi pengobatan kanker yang bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan dan menghancurkan sel-sel kanker yang membelah diri dengan sangat cepat.
Banyak mitos yang tidak benar tentang kemoterapi. Banyak orang membayangkan kemoterapi sangat menakutkan. Ada yang membayangkan kemoterapi dimasukkan ke lorong sempit dan gelap lalu disinar. Gambaran menakutkan tentang kemoterapi ini dikarenakan minimnya edukasi di masyarakat.
Mitos efek samping kemoterapi yang menakutkan juga banyak. Misal kemoterapi akan menyebabkan gundul permanen. Padahal tidak semua efek obat kemoterapi menyebabkan rambut rontok. Selain itu efek samping rambut rontok hanya bersifat sementara. Setelah selesai rangkaian siklus kemoterapi, rambut akan tumbuh normal kembali.
Ada juga mitos jika respon kemoterapi bekerja, diidentikkan dengan rambut rontok. Ini salah besar. Respon kemoterapi itu dinilai dari tumor yang mengecil, sel kanker yang tidak menyebar, dan keluhannya berkurang.
Efek samping kemoterapi memang bermacam-macam, tergantung dari jenis obat kemoterapi dan kondisi fisik pasien. Jadi efek pada masing-masing orang bisa berbeda.
Salah satu efek kemoterapi adalah mual muntah. Namun seiring berkembangnya zaman, obat kemoterapi yang ada saat ini juga makin minim efek samping. Selain itu sebelum menjalani kemoterapi, pasien juga akan diberi obat untuk mencegah efek kemoterapi seperti obat anti mual muntah.
Jenis kemoterapi ada beberapa macam. Ada yang melalui oral, oles, injeksi, infus, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Kemoterapi dilakukan dalam serangkaian siklus, dan dilaksanakan tiap 3 minggu. Banyak orang beranggapan dalam melakukan siklus kemoterapi orang tidak bisa bekerja dan beraktivitas hanya akan berbaring di tempat tidur RS. Faktanya tidak demikian. Pasien tetap dapat bekerja dan beraktivitas normal.
Hanya saat kemoterapi dan 1-2 hari pasca kemoterapi, pasien disarankan istirahat dan melakukan aktivitas ringan.
Selain itu kemoterapi tidak selalu dilakukan di RS dan harus rawat inap. Kemoterapi juga bisa dilakukan di klinik tanpa rawat inap. Fasilitas ini dinamakan One Day Care Chemotherapy dan tersedia di MedicElle Clinic Surabaya.
Obat kemoterapi akan dimasukkan ke dalam injeksi maupun infus, selanjutnya dokter akan mengobservasi hasilnya, dan pasien diizinkan pulang. Sedangkan untuk kemoterapi oral, obat bisa diminum di rumah dan kontrol sesuai jadwal.
Sebelum kemoterapi, pasien juga akan menjalani pemeriksaan laboratorium dan radiologi yang juga bisa dilakukan di MedicElle Clinic .
Sebelum dan sesudah kemoterapi pasien juga akan diberi obat-obatan dan vitamin untuk meminimalkan efek samping kemoterapi dan agar stamina pasien optimal.
Saat kemoterapi di MedicElle Clinic pasien akan diobservasi oleh dokter dan perawat ahli yang telah bersertifikat kemoterapi. MedicElle Clinic memiliki ruang kemoterapi yang nyaman seperti di rumah sendiri.
ADVERTISEMENT
Selain itu juga terdapat ruang handling sitostastika untuk persiapan dan mencampur obat kemoterapi sendiri tanpa harus dikirim ke RS lain. Proses itupun dilakukan sendiri oleh petugas farmasi khusus dengan sertifikasi kemoterapi.
Jadi, tidak perlu takut dan khawatir sampai menunda kemoterapi hanya karena mitos yang belum tentu benar kebenarannya. Menunda terapi hanya akan membuat kanker semakin parah, menyebar, dan menurunkan angka keberhasilan terapi.