Konten Media Partner

Kenalkan Warisan Gunung Penanggungan, Ubaya Hadirkan Museum Digital Berbasis AR

30 November 2021 9:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Museum Peninggalan Budaya, Berbasis Pendidikan di Integrated Outdoor Campus (IOC) Ubaya Trawas. Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Museum Peninggalan Budaya, Berbasis Pendidikan di Integrated Outdoor Campus (IOC) Ubaya Trawas. Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Untuk memperkenalkan warisan budaya Gunung Penanggungan, Universitas Surabaya (Ubaya) menghadirkan museum konvesional dan digital berbentuk augmented reality.
ADVERTISEMENT
Prof. Ir. Joniarto Parung, M.M.B.A.T., Ph.D. selaku Direktur Integrated Outdoor Campus (IOC) Ubaya mengatakan, lereng Gunung Penanggungan di Jawa Timur menyimpan ratusan bangunan bertingkat kuno dan gua pertapaan.
Hal itu menjadikannya sebagai lokasi warisan budaya terkaya yang terkonsentrasi di satu area peninggalan arkeologi dari masa lalu.
Sayangnya, aset budaya yang berharga tersebut belum mendapat perhatian layak karena dokumentasi yang tidak memadai. Keutuhan situs selalu berubah seiring berjalannya waktu dan tidak sedikit warisan budaya yang ditemukan semakin rusak oleh alam atau ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
“IOC Ubaya yang berlokasi di kaki Gunung Penanggungan merasa bertanggung jawab secara moral dan sosial untuk berkontribusi melestarikan situs peninggalan budaya di Gunung Penanggungan. Kami khawatir, beberapa puluh tahun ke depan situs semakin tidak berbentuk bahkan hilang, sehingga perlu diabadikan melalui dokumentasi foto, video dan replika artefak yang ditempatkan di Museum Ubaya Penanggungan Center (UPC),” jelas Prof. Joni, Selasa (30/11).
ADVERTISEMENT
Prof. Joni menuturkan, UPC akan menjadi penyedia dokumentasi, pusat informasi dan pemantik awal bagi mahasiswa, dosen, peneliti, penggiat budaya dan masyarakat yang ingin belajar kearifan lokal masa lalu.
Nantinya, pengunjung juga dapat melihat peninggalan sejarah dari kejayaan budaya bangsa di Gunung Penanggungan. Oleh karena itu, museum UPC ditata ulang dengan melakukan ekspedisi menuju situs penting.
Gunung Penanggungan jika dilihat secara digital lewat augmented reality.
Hasil dokumentasi foto dan video yang didapat saat ekspedisi ditampilkan dengan format museum konvensional maupun digital dalam bentuk augmented reality.
"Dengan adanya museum digital, masyarakat dapat melihat situs bersejarah di Gunung Penanggungan dari mana saja dan kapan saja selama ada jaringan internet. Pengunjung di museum juga bisa mendapatkan informasi di setiap situs dengan teknologi augmented reality," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga mengungkapkan, dengan semangat Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), pelaksanaan kegiatan ini melibatkan dosen atau tim peneliti dan mahasiswa dari lintas disiplin ilmu.
Sebelumnya, tim ekspedisi yang terdiri dari UKM MAPAUS dan juru pelihara telah menaiki Gunung Penanggungan menuju situs peninggalan yang ditargetkan. Selain melakukan dokumentasi, mereka berinisiatif untuk membersihkan, mengumpulkan sampah plastik dan membuat konten yang memotivasi generasi muda agar lebih peduli dengan warisan budaya bangsa.
Sedangkan dosen dan mahasiswa Prodi Teknik Informatika UBAYA akan mempersiapkan museum digital serta teknologi augmented reality. Disisi lain, dosen dan mahasiswa Fakultas Industri Kreatif akan bertugas mendesain tata letak ruangan serta interior museum UPC.
Dosen dan mahasiswa Prodi Teknik Industri UBAYA akan menyusun alur pengunjung, mempersiapkan mahasiswa menjadi pemandu wisata dan mendesain marketing museum. Disamping itu, Museum Gubug Wayang sebagai DUDI akan menjadi konsultan pengelolaan museum, berkontribusi dalam penyediaan dan mengumpulkan artefak yang ditemukan masyarakat untuk ditempatkan di museum UPC.
ADVERTISEMENT
“Ini adalah upaya cerdas Kemendikbud Ristek untuk mendekatkan DUDI dan Perguruan Tinggi untuk bersama-sama meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia, khususnya generasi muda. Program Matching Fund dikemas sangat fleksibel untuk menampung semua kreativitas, inovasi dan pemikiran maju insan Dikti untuk berkontribusi dalam pembangunan,” pungkasnya.
Diketahui, lenataan ulang museum Ubaya Penanggungan Center (UPC) dan ekspedisi pada situs bersejarah di Lereng Gunung Penanggungan merupakan bagian dari pelaksanaan program Matching Fund 2021 yang berjudul “Museum Peninggalan Budaya, Berbasis Pendidikan di Integrated Outdoor Campus (IOC) Ubaya Trawas”.
Program ini adalah bentuk sinergi antara Ubaya dengan DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Indisutri) guna mengatasi permasalahan berkelanjutan yang dihadapi pemerintah dan masyarakat khususnya dalam menjaga kekayaan budaya bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT