Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten Media Partner
Kenangan yang Terbakar, Suka Duka Liang 30 Tahun Jalani Profesi Dokter Satwa KBS
29 November 2024 8:20 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
30 tahun sudah pengabdian drh. Liang Kaspe di Kebun Binatang Surabaya (KBS). Pengabdiannya di KBS dituangkannya dalam buku bertajuk 'Kenangan yang Terbakar'.
ADVERTISEMENT
Liang mengaku tergerak untuk merilis buku ini karena ingin menularkan pengalaman hidupnya kepada masyarakat. Apalagi Liang juga mendapat motivasi dari kepala sekolahnya dulu.
“Kepala sekolah saya pernah bilang bahwa pengalaman hidup saya perlu ditulis untuk semua orang,” kata Liang, saat merilis bukunya, baru-baru ini.
Buku biografi Liang ini ternyata pernah ditolak oleh beberapa penerbit. Alasannya, karena citra Liang yang sudah tidak bisa dipisahkan dengan KBS. Namun Liang tak putus asa, hingga ia bertemu dengan penerbit Padmedia yang bersedia menerbitkan bukunya.
Namun kisah sedih menghampiri Liang. Sehari sebelum pertemuan antara Liang dan sang penerbit untuk menyerahkan sejumlah file dokumentasi, rumah Liang terbakar. Hanya tersisa beberapa file foto yang akan digunakan untuk keperluan penerbitan.
ADVERTISEMENT
“Akhirnya hanya menggunakan foto seadanya yang tersisa setelah kebakaran. Hingga terlahirlah judul ‘Kenangan yang Terbakar’, karena memang kenangannya habis terbakar,” tutur perempuan berusia 70 tahun ini.
Buku 'Kenangan yang Terbakar' ini ditulis oleh Iryani Syahrir. Iryani mencoba menghadirkan potret kehidupan penuh cinta seorang dokter hewan, yang berjasa dalam merawat satwa di salah satu kebun binatang terbesar di Indonesia, yakni KBS.
“Beliau adalah sosok yang di luar dikenal sangat keras, tetapi punya jiwa kelembutan yang luar biasa terhadap satwa,” ujar Iryani, dalam kesempatan yang sama.
Melalui buku tersebut, Iryani ingin memperlihatkan sosok Liang Kaspe secara utuh.
“Bahwa untuk menjadi dokter hewan itu tak cuma soal memberi makan. Tetapi bagaimana membangun kedekatan dengan satwanya. Ini sesuatu yang luar biasa,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Iryani menegaskan, jika ingin menjadi dokter hewan jangan hanya untuk mengejar materi, tetapi harus pakai hati.
“Banyak dokter hewan tak ‘berkomunikasi’ dengan satwa. Saat memeriksa ‘pasien’ pun tidak ada sentuhan langsung,” tukasnya.
Iryani berharap Gen Z yang nantinya akan menggantikan Liang Kaspe bisa belajar sesuatu melalui buku ‘Kenangan yang Terbakar’, bahwa menjadi dokter hewan itu bagaimana berkomunikasi dengan hewannya.