Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pertanyaan :
Saya mau tanya dok. Saya ibu rumah tangga dengan dua anak. Anak saya yang bungsu berusia 4 tahun dan dia agak berbeda dengan kakaknya yang berusia 11 tahun. Dia sering sakit, batuk pilek berulang, sembuh sebentar sakit lagi, diare, atau bapil lagi. Kenapa ya dok? Kemudian apakah anak perlu mengkonsumsi multivitamin agar tidak mudah sakit? (Mei, Surabaya)
ADVERTISEMENT
Jawaban :
Halo Ibu Mei, terima kasih atas pertanyaannya.
Anak sakit berhubungan erat dengan sistem imun. Nah, pada anak-anak sistem imunnya masih belajar, belum berpengalaman. Perlu diketahui imun manusia terbagi menjadi sistem imun spesifik dan non spesifik.
Begitu ada kuman masuk, sistem imun non spesifik bekerja melawan kuman tersebut. Bentuknya dari perlawanan itu seperti batuk, pilek, muntah, diare, dan sebagainya. Tapi kalau imunnya sudah kuat, sistem imun spesifik yang bekerja. Nah, imun spesifik ini bekerja berdasarkan memori, artinya pernah terpapar atau pernah sakit, lalu dia punya memori bahwa kuman tersebut harus dilawan.
Artinya terpapar, ya pernah sakit atau diimunisasi. Contohnya campak, dan sebagainya. Dalam artian lain jika anak sakit sebentar sistem imunnya juga sedang belajar supaya bisa lebih kuat.
ADVERTISEMENT
Saat pandemi, anak-anak sering di rumah, dia sehat. Tapi di sisi lain tidak banyak terpapar penyakit, sehingga sistem imunnya tidak bisa belajar. Cakupan vaksinasi juga menurun, artinya penyakit-penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin akan mulai muncul (pasca pandemi). Misalnya munculnya KLB campak di berbagai daerah.
Selain faktor pengalaman, memang ada anak-anak yang mengalami gangguan sistem imun. Misalnya alergi atau autoimun, biasanya akan mudah dan sering sakit. Atau ada yang kekurangan sistem imun, misalnya anak yang minum obat-obatan tertentu, atau gizinya buruk.
Kemudian kenapa anak alergi gampang sakit? Pada anak alergi, imun akan bereaksi secara berlebihan. Misal debu di rumah yang pada anak-anak sehat tidak (perlu) dilawan. Tapi pada anak alergi akan dilawan oleh sistem imun, berusaha dikeluarkan (debu yang masuk tubuh). Gejalanya bisa batuk atau pilek. Anak alergi juga rentan terhadap infeksi, sehingga sering tumpang tindih. Penanganan anak sakit pada kasus anak alergi dan infeksi juga berbeda, jadi memang harus dibedakan dulu.
ADVERTISEMENT
Untuk bapil sendiri normalnya sembuh sekitar 3-10 hari. Lebih dari itu dilihat dulu, bisa saja hanya sisa-sisa gejala, bisa infeksi yang belum teratasi atau bisa alergi. Pada anak-anak usia preschool bisa 8-12 kali bapil dalam setahun. Dan frekuensi (anak bapil) akan menurun seiring bertambahnya usia anak.
Banyak juga orang tua yang bertanya kalau anak bapil atau diare obatnya apa? Perlu diketahui jika tidak semua penyakit itu, perlu langsung diberikan obat. Batuk, pilek, diare, merupakan teman anak sebenarnya. Mereka suatu mekanisme tubuh untuk membersihkan saluran tubuh dan mengeluarkan kuman dari tubuh. Batuk, pilek, tidak selalu harus langsung diberikan obat atau antibiotik, tergantung dari klinis dan penyebab.
Untuk batuk pilek awal, sebaiknya anak minum lebih banyak, contohnya air hangat. Kemudian mengkonsumsi madu untuk anak berusia lebih dari satu tahun. Obat-obatan untuk membantu dahak keluar, bukan penyetop batuk. Kalau pilek bisa diberikan obat dekongestan.
ADVERTISEMENT
Nah, untuk diare jangan langsung minum obat-obatan untuk stop diare karena dengan keluarnya feses diharapkan penyebab diare juga ikut keluar. Yang paling penting adalah minum yang cukup, dan berikan zinc. Kenali tanda-tanda bahayanya diare pada anak. Jika anak lemas atau rewel, demam tinggi, kencing berkurang, mata cowong atau ubun-ubun cekung pada bayi segera bawa ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes).
Anak batuk pilek yang harus dibawa ke dokter adalah kalau disertai demam pada bayi berusia kurang dari 6 bulan. Kalau anak demam tinggi atau demam lebih dari 3 hari, atau ada tanda bahaya seperti lemas, kesulitan napas, tidak mau makan/minum, nyeri, dehidrasi, rewel, dan kencing berkurang.
Batuk yang disertai kejang atau ada riwayat kejang. Anak dengan penyakit kronis, misalnya jantung atau diabetes. Batuk dengan bunyi misalnya mengi. Nah itu perlu dibawa ke dokter.
ADVERTISEMENT
Adapun pertolongan pertama bila anak demam bisa dikompres, jangan diselimuti atau anak pakai jaket tebal. Lalu minum lebih banyak, kemudian bisa diberikan obat penurun panas jika panas tidak turun juga.
Bagaimana pencegahan agar anak tidak gampang sakit? Supaya anak bilapun terpapar tapi tidak sakit atau bergejala ringan, maka harus memperkuat sistem imun anak. Ini bisa dilakukan dengan cara memberikan nutrisi dan makanan bergizi pada anak. Menerapkan perilaku hidup sehat, seperti cuci tangan, pakai masker saat di luar rumah, hindari orang sakit, dan gosok gigi secara teratur. Anak perlu istirahat yang cukup. Vaksinasi lengkap sesuai jadwal. Dan mengkonsumsi vitamin serta mineral bila perlu.
Sedangkan untuk pemberian multivitamin dan imun booster kepada anak, dilihat dulu kondisi anak. Jika anak tidak ada kondisi yang bermasalah, seperti makannya baik, gizinya tercukupi, maka tidak perlu.
ADVERTISEMENT
Narasumber
dr. Septria Erlitarini, Sp.A
Dokter Spesialis Anak MedicElle Clinic Surabaya