Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
![Taman Baca Masyarakat (TBM) Planetarium Genteng Candirejo Surabaya. Foto-foto : Windy Goestiana/Basra](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1578436999/zqbyo42qq5najpt7wjpa.jpg)
ADVERTISEMENT
Sampai Oktober 2019 ada 533 titik Taman Baca Masyarakat (TBM) di Surabaya. Yang berprestasi dan unik salah satunya ada di Genteng Candirejo RT 02 RW 08.
ADVERTISEMENT
Sejak 2016 TBM ini hadir di tengah masyarakat ibarat matahari yang menerangi dengan wawasan dan informasi. Tak heran bila dekorasi TBM ini pun bertema planetarium.
Saat masuk ke TBM yang sebenarnya bertempat di balai RW ini, kita akan melihat lukisan tata surya yang menguasai dinding-dinding. Ada gambar pesawat ulang-alik, ada bintang-bintang, bahkan ada bola-bola yang digantung mirip susunan planet.
Dekorasi yang unik ini tak hanya mampu menarik minat warga untuk berlama-lama membaca di TBM, tapi juga membuat dewan juri di lomba-lomba perpustakaan selalu menjatuhkan pilihan pada TBM Planetarium Genteng Candirejo sebagai pemenang.
Sebut saja pada 2016 TBM Planetarium Candirejo menjadi Best of The Best Kompetisi Kampung Literasi yang diadakan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Surabaya, lalu pada 2017 meraih Juara 1 Kampanye Literasi Media Sosial Festival Pustaka Bergerak Gramedia. Dan yang terbaru, TBM Planetarium Candirejo ini menjadi Juara 3 Bank Indonesia (BI) Corner Awards 2019 untuk kategori Perpustakaan Umum tingkat nasional.
ADVERTISEMENT
Menurut petugas TBM Planetarium Candirejo, Kegi Febrianti, tema planetarium dipilih sebagai bentuk harapan pada anak-anak. "Kami ingin mereka memanfaatkan TBM untuk terus belajar dan berani membuat cita-cita yang setinggi langit. Antariksa itu luas, kami ingin mereka belajar enggak ada batasnya," kata Kegi yang ditemui Basra, Selasa (7/1).
Fasilitas yang disediakan TBM Planetarium Candirejo ini juga tergolong komplet. Ada empat desktop komputer yang bisa digunakan untuk membaca koleksi buku digital, belajar desain grafis, belajar microsoft office, atau bahkan sekadar browsing. Bahkan ada juga sarana audio visual yang serin memutar film-film edukatif untuk pengunjung.
"Tapi pengakses komputer di sini enggak bisa akses media sosial pribadi karena fungsinya memang beda dengan warnet," kata Kegi tersenyum.
ADVERTISEMENT
TBM ini juga melestarikan aneka permainan tradisional seperti gasing bambu, dakon, egrang, bakiak, bahkan dongeng wayang.
Untuk koleksi buku, TBM Planetarium Candirejo menyediakan berbagai buku tentang cerita anak, teknologi terapan, bahasa, ilmu sosial, kedokteran, ensiklopedi, budidaya, sampai buku-buku tentang IELTS.
"Percaya atau tidak, tapi dari 1.400 buku yang ada di sini, sekitar 800 buku justru dari sumbangan warga. Mereka itu kalau habis beli buku baru, lalu selesai dibaca, langsung ditaruh sini untuk dibaca anak-anak lain," kata Kegi.
Buku-buku tentang pembuatan ramuan herbal juga ternyata banyak dibaca warga Genteng Candirejo. Berkat kebiasaan membaca dan mencoba membuat ramuan herbal, Genteng Candirejo menjadi sentra olahan herbal di Surabaya.
Kalau ada tamu dari kota atau negara lain yang berkunjung di kampung ini, produk-produk olahan belimbing wuluh seperti sari belimbing wuluh, sirup, manisan, bahkan sambal, mayonaise, dan salad belimbing wuluh akan disuguhkan.
ADVERTISEMENT
Di TBM juga anak-anak juga bisa belajar pengolahan air limbah melalui miniatur instalasi IPAL yang tersedia.