Kesaksian Khofifah Tentang Gus Dur yang Ingin Disebut Sosok Humanis

Konten Media Partner
11 Oktober 2021 8:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kesaksian Khofifah Tentang Gus Dur yang Ingin Disebut Sosok Humanis
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur cukup dikenal dengan sebutan 'Bapak Pluralis'. Namun siapa sangka jika tokoh yang meninggal pada 30 Desember 2009 itu lebih suka disebut sebagai sosok humanis. Ini terungkap dari kesaksian Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
ADVERTISEMENT
"Beliau lebih suka disebut humanis karena toleransi itu ada bila sisi kemanusiaan seseorang itu lebih dominan," ungkap Khofifah saat menghadiri acara Pasamuan Walubi DPD Jatim di Grand City Surabaya, akhir pekan kemarin.
Gus Dur, lanjutnya, bahkan menyampaikan wasiat secara khusus kepada Khofifah
agar batu nisannya ditulis "The Humanist Died Here" (Di sini berbaring seorang Humanis). Wasiat tersebut disampaikan sebanyak tiga kali hanya kepada Khofifah.
"Saya tidak berani menyampaikan wasiat itu karena Pak Mahfud (Mahfud MD) sekalipun tidak menerima wasiat itu. Saya telepon Pak Alwi (Alwi Shihab) apakah menerima wasiat tersebut, tapi ternyata tidak. Saya telepon lagi Pak AS Hikam, katanya juga tidak menerima wasiat itu. Waduh nanti saya disebut mengada-ada," kenang Khofifah.
ADVERTISEMENT
Di haul Gus Dur yang ke-5, kata Khofifah, dimana berdiri podium disamping makam Gus Dur di Tebuireng. Disitulah Khofifah akhirnya tergerak menyampaikan wasiat Gus Dur.
"Kalau wasiatnya tidak disampaikan, Gus Dur bisa duko (sedih), dan bisa marah," imbuh Khofifah.
Menurut Khofifah, Gus Dur ingin disebut sebagai sosok yang humanis karena humanis di atas pluralis. Pluralisme menjadi bagian dari humanisme.
"Hubungan kemanusiaan inilah yang akhirnya membuat kita saling bersapa. Karena hubungan kemanusiaan ini pula simpati, ada iba, dan seterusnya," tukasnya.