Konten Media Partner

Ketua Gerpas Minta Dindik Jatim Tegas Soal Jual Seragam dan Pungli di Sekolah

29 Juli 2023 8:26 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi seragam sekolah. Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seragam sekolah. Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Pasca pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK Negeri di Jawa Timur, muncul permasalahan jual beli seragam di koperasi sekolah yang dinilai cukup mahal hingga adanya pungutan liar setiap bulan berkedok infak, sumbangan, atau dana partisipasi masyarakat yang terjadi di beberapa sekolah di Jatim.
ADVERTISEMENT
Bahkan, kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Aries Agung Paewai telah melakukan moratorium koperasi SMA/SMK Negeri se-Jatim, dan memutuskan bahwa sekolah dilarang menjual seragam siswa via koperasi.
Tak hanya itu, Dindik Jatim juga telah melarang adanya pungutan atau iuran setiap bulan yang berkedok sumbangan. Dalam hal ini komite sekolah hanya boleh menggalang dana yang bersifat sukarela.
Menanggapi hal itu, Ketua Gerakan Pemuda Surabaya (Gerpas) Mirza Akmal mengatakan, bahwa keputusan yang telah diambil Dindik harus diiringi dengan aksi nyata dan mitigasi lapangan yang konkret.
"Keputusan Pak Arief wajib sejalan dengan aksi dan pengawalan konkret pada setiap SMA/SMK Negeri. Tidak hanya sekadar arahan, perintah dari atasan kepada bawahannya. Namun bawahannya harus diawasi betul-betul, apakah arahannya ini dikawal ketat atau aliran dananya yang dikawal ketat," kata Mirza, Sabtu (29/7).
ADVERTISEMENT
Ketua Gerakan Pemuda Surabaya (Gerpas) Mirza Akmal.
Mirza menilai, jika arahan Kepala Dindik Jatim ini tidak dikawal ketat, maka potensi problematika lain pasti akan muncul. Mulai dari polemik antara wali siswa dan guru atas arahan pengembalian seragam yang telah dibeli, hingga adanya ancaman terhadap pelajar jika tidak membayar pungutan.
Menurutnya, hal tersebut membuat banyak pelajar merasa takut dan gusar untuk mengungkapkan pungutan-pungutan yang terjadi karena merasa akan diancam dan dipersulit oleh guru hingga pejabat sekolahnya.
"Banyak lo teman-teman yang takut untuk jujur ngomong (membicarakan) perihal ini. Selalu diiringi dengan kegelisahan dan ketakutan ketika akhirnya mengungkapkan kebejatan oknum dalam dunia pendidikan," ungkapnya.
Untuk itu, Ia meminta Dindik Jatim agar lebih perhatian dan mendorong semangat anti pungli kepada pelajar.
ADVERTISEMENT
"Dindik Jatim harus perhatian betul kepada teman-teman, orang yang dihandle ini adalah masa depan bangsa. Perhatian tersebut harus diwujudkan tidak hanya seremoni-seremoni saja. Mulai dengan yang terjadi sekarang, tinggikan semangat kawan-kawan untuk bersuara dan memberantas pungli," harapnya.