Ketua Satgas Penanganan Kekerasan Unair: Menggoda dan Ejekan Fisik Bukan Candaan

Konten Media Partner
8 Mei 2023 14:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pelecehan seksual dengan fisik. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pelecehan seksual dengan fisik. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Catcalling merupakan salah satu bentuk pelecehan seksual di ruang publik dengan memberikan kata-kata tidak senonoh kepada korban.
ADVERTISEMENT
Catcalling sendiri dapat berupa kata-kata, decakan, atau suitan, yang mana hal-hal tersebut bernuansa seksual.
Sayangnya, masih banyak yang menganggap jika hal itu merupakan bentuk candaan belaka. Sehingga banyak orang yang terkadang sulit membedakan mana yang termasuk catcalling dan mana yang bukan.
Lantas bagaimana cara membedakan catcalling dengan candaan?
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Universitas Airlangga (Unair) Prof Myrtati Dyah Artaria mengatakan, catcalling ekspresinya bisa verbal maupun non-verbal.
"Sehingga mereka menganggap kata-kata godaan atau panggilan terhadap fisik merupakan sapaan keakraban dan lain-lain. Padahal itu bisa jadi bentuk catcalling," ucapnya, Senin (8/5).
Prof Myrtati mengungkapkan, ketika kasus catcalling di bawah ke ranah hukum, banyak pelaku yang menjelaskan bahwa semua yang mereka lakukan semata-mata hanya candaan.
ADVERTISEMENT
Namun, pelaku lupa jika candaan yang dilontarkan dapat menyebabkan orang lain tersinggung.
Menurutnya, kata-kata yang mereka lontarkan tersebut mengandung unsur sensitif, dan tidak semua orang dapat menerima hal itu.
“Menurut saya, orang-orang yang sering bersembunyi di balik kata bercanda sebaiknya jangan menggunakan hal-hal bersifat seksual,” ungkapnya.
Untuk itu, Prof Myrtati mengatakan pentingnya memperhatikan objek yang dituju. Sehingga orang tersebut tidak merasa mendapatkan pelecehan yang membuat mereka down.
“Cara membedakan catcalling, termasuk pelecehan atau candaan? itu, adalah persepsi masing-masing. Jadi, sebaiknya semua menghindari melakukan catcalling. Karena meskipun dalam candaan, hal itu dapat membuat orang lain merasa direndahkan,” ucapnya.
"Karena dalam kenyataannya, catcalling yang seharusnya tidak memiliki batasan sehingga tidak boleh ada negosiasi di dalamnya. Jadi sebaiknya tidak melakukan hal itu," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Dari maraknya kasus catcalling yang terjadi, Prof Myrtati memberikan pesan kepada seluruh masyarakat untuk dapat mencegah kejadian tersebut menjadi sebuah kebiasaan yang wajar.
“Jangan lagi melakukan candaan bernuansa seksual. Karena masing-masing individu punya pengalaman hidup berbeda-beda. Mungkin juga ada trauma pada masa lalu sehingga kita tidak pernah tau apa akibat dari candaan kita terhadap orang lain,” tukasnya.