Konten Media Partner

Kiai Sedo Masjid, Pahlawan Penyebar Agama Islam yang Gugur di Masjid

1 November 2019 13:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto-foto : Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Foto-foto : Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Menyambut peringatan Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November nanti, Basra akan rutin menampilkan tokoh-tokoh yang berjasa bagi kota ini namun mulai terlupakan. Salah satunya sosok Kiai 'Sedo Masjid'. Bila nama tersebut diartikan dalam Bahasa Indonesia kira-kira berbunyi, 'Kiai yang meninggal di masjid'.
ADVERTISEMENT
Kiai Sedo Masjid sebenarnya bernama asli Badrudin. Sang kiai dulu berjasa mengawal penyebaran Islam setelah datangnya Sunan Ampel. Sekitar tahun 1772, umat Islam di Surabaya bergotong-royong membangun masjid di Surapringgo (sekarang jadi kompleks Tugu Pahlawan).
Di saat yang sama, pemerintah Belanda juga hendak mendirikan kantor gubernur (Hoeve Kamtoer-kantoislar besar) yang berlokasi di depan masjid Surapringgo.
"Pembangunan kantor gubernur tersebut mendapat tentangan dari umat Islam. Akhirnya warga bersama ulama dan kiai melakukan perlawanan hebat untuk mengagalkan niat pemerintah Belanda tersebut. Perlawanan itu mencapai puncaknya ketika seorang Kiai bernama Badrudin gugur tertembak," jelas Imron.
Lokasi makam Kiai Sedo Masjid.
Dari peristiwa itulah nama Badrudin, masyarakat menyebutnya kiai Sedo. Jasad dari kiai Sedo dikebumikan di sebelah lokasi masjid.
ADVERTISEMENT
Untuk mengenang peristiwa ini, masyarakat menyebut area ini dengan Tembaan dan sekarang jadi Jalan Tembaan. Adapun masjid yang digusur pemerintah Belanda, dipindah ke Jalan Kemayoran atau yang kini disebut Masjid Kemayoran.
Selain makam Kiai Sedo Masjid, terdapat pula makam Pangeran Pekik yang merupakan adipati pertama Surabaya. Belasan makam lain yang diduga santri Sedo Masjid dimakamkan di sekelilingnya.
Tak banyak warga Surabaya yang mengetahui tentang sosok Kiai Sedo Masjid menjadikan makamnya selalu lengang, dan hampir setiap hari dikunci.