Konten Media Partner

Kimchi, Makanan Fermentasi Sehat yang Jadi Teman Nonton Drakor

15 Juli 2021 10:16 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kimchi sehat buatan Marcella Reina.
zoom-in-whitePerbesar
Kimchi sehat buatan Marcella Reina.
ADVERTISEMENT
Banyak cara dapat dilakukan untuk mengisi PPKM darurat saat di rumah saja. Salah satunya yakni dengan memasak makanan yang kita suka.
ADVERTISEMENT
Hal inilah yang dilakukan Marcella Reina, seorang mahasiswi Universitas Surabaya (Ubaya) yang membuat resep kimchi sehat.
Seperti diketahui kimchi merupakan salah satu makanan tradisional Korea berupa asinan sayur hasil fermentasi yang diberi bumbu pedas.
“Selama PPKM itu saya suka nonton drakor (Drama Korea). Nah karena sering nonton drakor akhirnya saya suka kimchi. Kalau pesan online takutnya rusak atau sudah nggak fresh lagi selama di perjalanan. Karena ada waktu cukup panjang di rumah, jadinya mulai mencoba berkreasi dengan membuat kimchi sendiri,” kata Marcella, Kamis (15/7).
Marcella menuturkan, bahwa ada keuntungan lain dengan membuat kimchi sendiri di rumah. Menurutnya, dengan membuat sendiri masyarakat bisa mengatur kadar keasaman dari kimchi.
Hal itu disebabkan karena adanya proses fermentasi pada pembuatan kimchi. Proses fermentasi tersebut terjadi ketika kimchi ada pada tahap penyimpanan.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah tahapan dan proses pembuatan kimchi ala Marcella. Pertama, siapkan bahan utama yaitu sawi putih utuh yang segar. Kemudian sawi dipotong memanjang dan dicuci bersih dengan air matang.
Selanjutnya gunakan garam dan ratakan pada seluruh bagian sawi. Pada bagian ini bisa didiamkan selama 3 sampai 4 jam hingga air pada sawi keluar dan ketika ditekuk sawi tidak patah. Setelah itu, sawi dicuci bersih dan dibilas dengan air matang.
Pada tahap kedua, rebus kelp dan jamur shitake hingga berwarna cokelat dan masukkan kedalam campuran air dengan tepung maizena. Pastikan campuran air dan tepung maizena tidak menggumpal.
Kemudian tambahkan gochugaru sebanyak 70 gram atau sesuai selera. Jika tidak ada gochugaru, bisa menggunakan bubuk cabai. Supaya menimbulkan rasa kimchi tradisional jangan lupa tambahkan kecap ikan sebanyak 75 ml. Jangan lupa juga untuk menambahkan 15 siung bawang putih dan 1 ruas jahe.
ADVERTISEMENT
"Sebagai bahan opsional, masyarakat bisa menambahkan wortel, daun bawang, lobak yang sudah dipotong memanjang seperti korek api. Setelah itu semua bahan dicampur hingga merata. Proses ini disebut dengan pembuatan bumbu gochujang," jelasnya.
Pada tahap ketiga, campurkan sawi yang telah disiapkan dengan bumbu gochujang dan lumuri hingga merata. Selanjutnya, masukkan kedalam wadah yang kedap udara.
"Gunakan wadah yang memiliki penutup atau pengunci rapat di bagian kedua atau keempat sisinya. Jika memiliki wadah yang tidak memiliki penutup, maka bisa menggunakan alumunium foil dan plastic wrap sebagai penutup. Setelah itu letakkan wadah ini pada suhu ruang minimal 2 hari. Setelah terfermentasi, masukkan kimchi pada kulkas. Penyimpanan kimchi pada suhu dingin dapat memperlambat proses fermentasi sehingga rasanya tidak terlalu asam," tambahnya.
Ia memgungkapkan, jika kimchi sudah timbul jamur seperti bintik atau titik hitam, biru atau hijau sebaiknya dibuang.
ADVERTISEMENT
"Kimchi yang diolah dan disimpan dengan tepat biasanya bisa bertahan lama, tapi karena saya pencinta kimchi 5 hari saja langsung habis. Kimchi ini bisa langsung dikonsumsi atau dihidangkan dengan mie maupun makanan lain, atau diolah lagi menjadi omelet dan nasi goreng kimchi,” ungkapnya.
Sementara itu, Dr. Gabriel Tirtawijaya, S.Pi., M.Si., M.Eng., Dosen Fakultas Teknobiologi Ubaya ini menuturkan bahwa kimchi sering dikonsumsi warga Korea karena telah menjadi tradisi mereka sejak lama. Selain itu, warga Korea juga mempercayai jika kimchi memberi manfaat kesehatan bagi tubuh.
Bahakan cita rasa yang ada pada kimchi pun sesuai dengan makanan harian mereka.
“Kimchi merupakan sayuran fermentasi yang mengandung multivitamin. Mulai dari vitamin A, B kompleks, dan C. Ditambah juga, mineral seperti kalsium, magnesium, kalium, dan zat besi. Serta adanya karotenoid yaitu beta-karoten dan lutein, serat pangan, dan bumbu fungsional seperti bawang putih dan jahe. Sebagai makanan fermentasi, kimchi merupakan alternatif probiotik non susu yang berperan sebagai pangan fungsional,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Senyawa yang terkandung dalam kimchi seperti b-sitosterol, benzyl isothiocyanate, thiocyanate, polifenol, dan glukosinolat terbukti memelihara kesehatan pencernaan serta memiliki aktivitas antikanker, antiobesitas, antioksidan, dan meningkatkan imunitas.
Menurutnya, sayuran yang umum difermentasikan adalah sawi putih (chinese cabbage, Brassica rapa pekinensis). Namun, dapat juga menggunakan sayuran lainnya seperti lobak, timun, atau sawi hijau.
“Tentunya jenis sayur yang berbeda memiliki komposisi nutrisi yang berbeda pula. Rasanya yang khas, asam dan pedas, menjadikan kimchi cocok sebagai makanan pendamping harian. Jadi kimchi baik dikonsumsi untuk memelihara dan menjaga kesehatan,” pungkasnya.