Konten Media Partner

Kisah Alfian, Mahasiswa Disabilitas Netra yang Jadi ASN di Kementerian Desa

23 Desember 2022 12:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alfian saat bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan posisi analis sosial budaya Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PPDT) Kementerian Desa. Foto: Dok.pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Alfian saat bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan posisi analis sosial budaya Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PPDT) Kementerian Desa. Foto: Dok.pribadi
ADVERTISEMENT
Menyandang sebagai seorang disabilitas netra, tak menghalangi semangat Alfian Andhika Yudhistira untuk terus melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi.
ADVERTISEMENT
Alfian merupakan alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Program Studi Antropologi Universitas Airlangga (Unair), dan saat ini sedang menempuh pendidikan magister kebijakan publik di FISIP Unair.
Mahasiswa disabilitas netra pertama di Unair sekaligus penerima beasiswa Bidikmisi ini mengaku, bahwa tidak ada kesulitan berarti saat menempuh studi.
“Tidak ada kesulitan yang berarti. Hanya saja harus adaptasi dari awal, perkenalan ke dosen-dosen. Kalau untuk urusan pertemanan tidak ada masalah,” ungkapnya, Jumat (23/12).
Dengan keterbatasan yang ia alami, Alfian tetap semangat dalam menjalani perkuliahan hingga lulus tepat waktu.
Alfian menuturkan, jika dirinya punya cara tersendiri untuk memahami materi perkuliahan yang diberikan.
“Ada aplikasi pembaca layar. Kalau pasang aplikasi itu, apa yang ada di layar atau yang diketikkan lewat keyboard bisa dilakukan. Jadi tetap bisa membaca dan melakukan apa saja,” tuturnya.
Tampilan buku saku berjudul Enjoy Membangun Hubungan Kerja dengan Pegawai Disabilitas Netra karya Alfian.
Selain melanjutkan pendidikan magister, saat ini Alfian juga bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan posisi analis sosial budaya Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PPDT) Kementerian Desa.
ADVERTISEMENT
Sosok orang tua menjadi motivasi bagi Alfian untuk terus merajut semangat dan asa. “Perjuangan orang tua tidak bisa dibayar tapi setidaknya bisa membuat orang tua lega karena anaknya bisa bekerja,” ungkapnya.
Dapat bekerja di Kementerian tak membuat Alfian diam begitu saja. Bahkan, ua menciptakan sebuah buku saku berjudul Enjoy Membangun Hubungan Kerja dengan Pegawai Disabilitas Netra.
Buku tersebut ia tulis dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai pegawai dengan disabilitas netra dan kompetensi yang mereka miliki.
Buku saku tersebut dapat menjadi rujukan bagi seluruh instansi yang ada dalam menciptakan budaya kerja yang inklusif bagi tuna netra.
"Buku itu juga saya lengkap dengan video pendukung yang ada di kanal YouTube saya," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Alfian berpesan kepada mahasiswa yang tengah menempuh studi untuk belajar dengan baik dan menuntaskan pendidikan dengan baik pula.
Menurutnya, menjadi mahasiswa tidak hanya lulus saja, tapi tugasnya adalah bagaimana bisa mengimplementasikan ilmu yang didapat di kampus kepada masyarakat luas.
“Kita tidak bisa diam dan berpangku tangan saja. Sekarang sudah banyak peluang dan kesempatan. Tinggal bagaimana teman-teman mengasah kemampuan, meningkatkan kompetensi sehingga kita semua layak masuk ke peluang kerja yang ada,” tukasnya.