Konten Media Partner

Kisah Dandy, Nyaris Gagal Wujudkan Mimpi Jadi Dokter karena Sakit Gagal Ginjal

17 Februari 2025 7:40 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dandy Rizaldi Putra, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (FK Unusa). Foto: Dok. pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Dandy Rizaldi Putra, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (FK Unusa). Foto: Dok. pribadi
ADVERTISEMENT
Menjadi dokter adalah mimpi Muhammad Dandy Rizaldi Putra, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (FK Unusa). Namun untuk mewujudkannya bukan hal yang mudah bagi Dandy di tengah sakit gagal ginjal yang harus dideritanya. Bahkan Dandy nyaris kehilangan mimpinya menjadi dokter saat vonis gagal ginjal diterimanya pada 2018 silam.
ADVERTISEMENT
"Saya masuk FK Unusa tahun 2016. Kemudian tahun 2018 itu saya didiagnosis gagal ginjal dan harus cuci darah, bahkan sampai transplantasi ginjal," kisah Dandy kepada Basra, Senin (17/2).
Tak ingin menyeragh demi mewujudkan mimpinya menjadi dokter, Dandy rela menjalani cuci darah di sela aktivitas kuliah. Ini berlangsung selama 6 bulan. Namun kondisi tubuhnya yang terus memburuk membuat Dandy harus cuti kuliah.
"Sempat cuci darah di sela-sela kuliah. Tapi kondisi tubuh terus nge drop, akhirnya harus cuti kuliah di akhir tahun 2018," tutur putra ketiga dari 4 bersaudara ini.
Kondisi tubuh Dandy yang tak kunjung membaik membuatnya harus menjalani transplantasi ginjal. Rencana transplantasi ginjal ini tak berjalan mulus, Dandy kesulitan mencari donor ginjal yang cocok.
ADVERTISEMENT
"Sempat ada masalah dengan pendonor, akhirnya harus cari (pendonor) dari keluarga yang cocok ginjalnya dengan saya," imbuhnya.
Hingga akhirnya sang ibu merelakan ginjalnya untuk Dandy. Operasi transplantasi ginjal pun dilakukan. Namun usai menjalani operasi, kondisi Dandy sempat memburuk. Dandy pun mulai merelakan mimpinya menjadi dokter terhempas.
"Sempat nge drop setelah operasi. Tapi saya lihat perjuangan ibu saya yang luar biasa, bahkan sampai merelakan ginjalnya. Dari situ saya mulai mencoba untuk bangkit dan berusaha sekuat tenaga untuk sembuh," tegasnya.
Tak hanya dukungan dari keluarga, terutama sang ibu, yang membuatnya mengumpulkan kembali semangat untuk sembuh dan melanjutkan kuliah. Dukungan dari kampusnya, FK Unusa, cukup memompa semangat Dandy.
"Dukungan dari keluarga dan kampus, Masya Allah sangat luar biasa. Dosen, dokter, dan teman FK bahkan sampai datang silih berganti menjenguk saya. Saya makin bertekad untuk bisa sembuh dan kuliah lagi," tukas Dandy.
ADVERTISEMENT
Setelah kondisinya di rasa mulai membaik, di awal 2021 Dandy memutuskan melanjutkan kuliah. Sempat dilanda rasa tak enak karena ditinggal teman satu angkatan dan harus kuliah bersama adik kelas, Dandy mencoba menguatkan diri.
"Agak syok karena kuliah sudah ketinggalan dan harus barengan adik kelas. Itu di awal saya kembali kuliah lagi. Tapi saya buang jauh-jauh pikiran itu. Saya harus bisa selesaikan kuliah dan jadi dokter," tekad Dandy kala itu.
Hingga akhirnya pada Kamis (20/2) nanti jika tak ada aral melintang, Dandy akan dikukuhkan menjadi dokter. Inilah hasil dari perjuangan tak pantang menyerah yang dilakoni Dandy selama hampir 10 tahun.
"Alhamdulillah hari Kamis nanti dikukuhkan jadi dokter. Saya juga tidak menyangka akan sampai di titik ini. Tadinya saya sudah hampir menyerah (melepas mimpi jadi dokter)," tutur Dandy penuh haru.
ADVERTISEMENT