Kisah DeLiang, Penulis Cilik dari Trenggalek Punya Karya 40 Berbahasa Inggris

Konten Media Partner
29 Januari 2024 8:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
DeLiang Al Farabi menunjukkan salah satu karya bukunya. Foto: Instagram Ario Muhammad
zoom-in-whitePerbesar
DeLiang Al Farabi menunjukkan salah satu karya bukunya. Foto: Instagram Ario Muhammad
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belum lama ini viral video di media sosial yang menunjukkan seorang bocah laki-laki tengah mengisi webinar dengan memakai bahasa Inggris. Dia adalah DeLiang Al Farabi, bocah berusia 11 tahun asal Trenggalek, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Diungkapkan sang ayah, Ario Muhammad, jika DeLiang cukup sering menjadi pembicara webinar menggunakan bahasa Inggris. DeLiang kerap menjadi pembicara dalam webinar untuk membagikan pengalamannya sebagai penulis di usia belia.
Ya, DeLiang adalah penulis andal yang kini telah memiliki sekitar 40 karya buku berbahasa Inggris.
Buku pertamanya berjudul ‘DeLiang the Deer’, sementara novel pertamanya berjudul ‘A Tale of J: A Dark Winter’. Dua novel yang telah DeLiang tulis, yakni ‘A Tale of J Quirky Friends’ dan ‘Stories of the Worst Bullies History’ masuk dalam Top 15 Amazon Book Amerika dan Inggris di kategori Dark Comedy.
Ada pun novel fantasinya yang berjudul ‘Rigel: The Last Guardian’ sempat menduduki posisi Top 50 Amazon Amerika dan Inggris.
ADVERTISEMENT
"Dari umur 6 tahun sudah mulai menulis buku," ujar Ario kepada Basra melalui pesan tertulis, (26/1).
Ario menuturkan bahwa bakat menulis DeLiang muncul setelah ia memberikannya sebuah buku berwarna silver. DeLiang kemudian mulai menulis cerita, yang menarik perhatian Ario.
"Saya memberi sebuah buku harian silver dan memintanya menulis cerita pendek atau apapun. Itulah awal minatnya untuk menulis," katanya.
Ario menyakini bahwa menulis di sebuah diary adalah cara bagi anak untuk mengungkapkan perasaannya. Dengan membiasakan anak-anaknya menulis emosi dalam sebuah buku, mereka memberikan wadah untuk kreativitas anak berkembang.
DeLiang mulai menerbitkan tiga buku ilustrasi saat usianya menginjak 7 tahun dan mendapatkan royalti pertamanya sebesar Rp 20 juta pada usia 10 tahun.
ADVERTISEMENT
Ario menegaskan jika DeLiang tidak pernah mengikuti kelas pelatihan menulis secara khusus. Jika saat ini DeLiang sudah memiliki puluhan karya buku, semua murni karena bakat dan ketertarikan DeLiang sendiri.
"Tidak (ikut kelas pelatihan)," tukasnya.
Selain bakat menulis, DeLiang juga hobi membaca yang diturunkan oleh orang tuanya yang memang menyukai dunia literasi. Yang membanggakan, hingga tahun 2023, DeLiang telah membaca sekitar 300an judul buku.
DeLiang merupakan sulung dari tiga bersaudara. Tumbuh besar di Bristol, Inggris, ketika kedua orang tuanya sedang menempuh pendidikan doktoral di sana, menjadikan DeLiang cukup fasih berbahasa Inggris. Saat ini DeLiang menempuh pendidikan secara homeschooling.
DeLiang sendiri bercita-cita menjadi seorang engineering sekaligus penulis. Sebagai orang tua, Ario dan sang istri pun mendukung penuh apa yang menjadi impian sang putra.
ADVERTISEMENT
"Cita-citanya jadi engineering dan penulis," tandasnya.