Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten Media Partner
Kisah Isna, Terserang Polio Hingga Lumpuh Usai Demam 5 Hari
24 Oktober 2022 16:32 WIB
ยท
waktu baca 2 menit![Isnawati Koestija. Foto: Masruroh/Basra](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01gg4n411j8w3amdtazasz0p1r.jpg)
ADVERTISEMENT
Setiap tanggal 24 Oktober, masyarakat dunia memperingatinya sebagai Hari Polio. Pada abad ke-20 ini, polio menjadi salah satu penyakit yang ditakuti. Hal ini karena polio mampu melumpuhkan ratusan ribu anak setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Meski Indonesia telah dinyatakan bebas polio oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), namun Isnawati Koestija (62) sempat merasakan keganasan dari penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus poliomyelitis ini. Perempuan asli Surabaya ini harus kehilangan fungsi kakinya karena polio.
"Ya akhirnya lumpuh karena polio," ujarnya kepada Basra, Senin (24/10).
Perempuan yang kerap disapa Isna ini menuturkan sebelum terkena polio sempat mengalami demam tinggi hingga harus dibawa ke rumah sakit. Oleh dokter, Isna mendapat penanganan berupa suntik untuk meredakan demamnya.
"Pas usia 4 tahun saya sakit demam, demamnya tinggi banget. Terus sama orang tua saya dibawa ke rumah sakit, sama dokternya saya disuntik," kisahnya.
"Waktu itu di hari kelima saya demam, saya dibawa ke rumah sakit. Beberapa jam setelah disuntik sama nggak bisa jalan. Padahal saya cuma disuntik 1 kali. Mungkin karena saya sudah kena virus (polio)," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Isna lantas menceritakan kondisi kakinya saat lumpuh. Kaki Isna bengkok dan harus dioperasi agar bisa diluruskan.
"Saya sempat jalan pakai punggung kaki, semakin lama membuat sakit. Sama orang tua akhirnya dibawa ke dokter dan harus operasi. Setelah operasi, kaki bisa diluruskan," tukasnya.
Meski kaki Isna bisa kembali diluruskan dan sempat menjalani beberapa kali fisioterapi, namun Isna harus kehilangan fungsi kakinya. Untuk berjalan Isna harus dibantu dua tongkat penyangga (kruk) kaki. Itu berlanjut hingga sekarang.
Di momen peringatan Hari Polio Sedunia ini Isna mengingatkan kepada para orang tua agar buah hatinya mendapatkan imunisasi polio.
"Pas zaman saya kecil dulu kan nggak ada yang namanya imunisasi polio. Kalau sekarang kan sudah ada, eman kalau sampai ada orang tua yang nggak mau anaknya diimunisasi. Yang kasihan nanti bukan orang tuanya tapi ya anaknya kalau sampai lumpuh," tandasnya.
ADVERTISEMENT