Kisah Kamil, Raih Gelar Dokter Spesialis Usai Berjuang Sembuh dari Kanker Langka

Konten Media Partner
8 Maret 2024 6:28 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
dr Muhammad Kamil PhD SpBS. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
dr Muhammad Kamil PhD SpBS. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kanker bukan akhir dari segalanya. Dengan pengobatan dan terapi yang tepat, kanker bukan penghalang untuk mengejar cita-cita dan karier. Hal ini seperti yang dialami dr Muhammad Kamil PhD SpBS.
ADVERTISEMENT
"Kanker bukan penyakit yang mematikan. Kalau ditangani dengan baik dan dapat akses yang beruntung seperti saya, Insya Allah tidak akan menjadi hambatan untuk karier. Ini saya buktikan sendiri. Saya sudah sekolah S3, saya juga dapat gelar spesialis bedah syaraf di perguruan tinggi terbaik di Indonesia," tegas Kamil, saat ditemui Basra usia pelantikan di Fakultas Kedokteran (FK) Unair, belum lama ini.
Kamil mengungkapkan jika dirinya menempuh pendidikan dokter spesialis terlama di FK Unair, karena harus berjuang melawan kanker di tubuhnya. Tahun 2017, saat studi S3 bedah saraf di Jepang, Kamil didiagnosis kanker langka karena menyerang jaringan lunak, yakni fibromyxoid sarcoma.
Kamil saat itu harus berjuang melawan kanker yang sudah memasuki stadium 3. Bahkan kanker telah menyebar ke paru-paru dan tulang belakang.
ADVERTISEMENT
"Di tengah-tengah menuntut ilmu tahun 2017, saya diagnosis terkena penyakit kanker. Pemulihan dan pengobatan dilakukan selama satu tahun di Jepang karena saya sedang tinggal di sana," terangnya.
Setelah pulih, Kamil pun kembali ke Indonesia dan melanjutkan pendidikannya di FK Unair tanpa cuti sakit. Ia ingin membuktikan bahwa dirinya tidak kalah dengan penyakit kanker dan bisa mewujudkan cita-citanya sebagai dokter spesialis bedah syaraf.
Kamil tidak hanya fokus pada studinya, tetapi juga aktif dalam gerakan sosial "Miles To Share" untuk membantu pasien kanker. Ia juga aktif mempromosikan gaya hidup sehat melalui olahraga lari.
"Saya ingin menularkan semangat kepada masyarakat bahwa kanker bukan 'death sentence'. Kanker bisa ditangani dan hidup bisa terus dijalani dengan baik," tutur pria asal Semarang ini.
ADVERTISEMENT
Kamil menuturkan gaya hidup sehat yang ia terapkan selama ini menjadi salah satu faktor bisa pulih dengan cepat dari kanker. Sehingga, pengalaman ini ingin ditularkan kepada masyarakat.
"Saya membuktikan sendiri. Saya kena kanker. Saya balik sekolah. Saya lari jauh," tandasnya.
Ia juga melakukan penggalangan dana untuk pasien kanker wanita dan anak. Hal ini karena kasus kanker masih tertinggi di Indonesia.
"Kanker yang dialami wanita seperi kanker serviks, kanker payudara tertinggi kasusnya. Jadi perlu disupport," tambahnya.
Kamil sudah 6 kali menggalang dana dengan berlari untuk yayasan kanker dan mendukung pola hidup sehat di Indonesia. Paling sering ia bekerja sama dengan pita kuning, yayasan hingga Unair untuk kanker anak, kanker wanita.