Kisah Kasan, Penjual Tahu Asal Lumajang yang Naik Haji Setelah 40 Tahun Menabung

Konten Media Partner
14 Juni 2023 6:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kasan bersama istrinya.
zoom-in-whitePerbesar
Kasan bersama istrinya.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menunaikan rukun Islam ke-5 adalah harapan terbesar tiap muslim, tak terkecuali bagi Kasan Solin, jemaah haji kloter 48 asal Dusun Karangsukup, Desa Kunir Kidul, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang.
ADVERTISEMENT
Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai pembuat sekaligus penjual tahu keliling ini sangat bersyukur setelah berusaha dan berdoa selama kurang lebih 40 tahun, Kasan bersama istri tercintanya, Susiana berkesempatan menjadi tamu Allah pada musim haji tahun 2023 ini.
Bagi Kasan, bisa berhaji ke Baitullah sudah menjadi cita-cita yang diidam-idamkan sejak ia masih remaja.
“Sejak saya masih bujang (belum menikah), saya sudah kepingin sekali bisa berangkat haji. Sedikit demi sedikit, waktu itu sekitar tahun 1983 saya mulai menyisihkan setiap pendapatan yang saya terima,” tuturnya seraya mengenang awal mula perjuangannya untuk berhaji.
Dia menuturkan pertama kali menabung untuk haji dengan menyisihkan uangnya di celengan yang ia simpan dalam lemari bajunya.
“Lima puluh rupiah, 100 rupiah saya berusaha sisihkan dengan diniati dalam hati ingin pergi berhaji,” terang pria 55 tahun ini.
ADVERTISEMENT
Waktu itu, Kasan masih menjadi buruh tahu yang membantu usaha produksi tahu pamannya. Setelah dirasa mampu berusaha sendiri, Kasan mulai merintis usaha produksi tahunya sendiri. Tak hanya produksi sendiri, dia juga yang menjajakan tahunya dari kampung ke kampung sambil naik motor.
Setelah uang dalam celengan dirasa penuh, Kasan pun memecahkannya dan ia pergunakan untuk membeli seekor sapi.
“Dari seekor sapi itu, saya rawat baik-baik sehingga berkembang menjadi 4 ekor sapi. Pada tahun 2011, saya jual semua sapi yang saya punya untuk daftar naik haji dan dijadwalkan berangkat tahun 2021,” jelasnya.
Setiap hari Kasan mampu memproduksi tahu dari sekitar 30 kg kedelai. Nantinya saat Kasan berhaji, usaha tahunya tetap berjalan dengan dibantu anak-anaknya. Ia mengaku tidak memiliki karyawan lain selain istri dan anak-anaknya yang telah ia ajari produksi tahu.
ADVERTISEMENT
Kasan dan istri pun sangat berbahagia, setelah sempat tertunda karena pandemi COVID-19, tahun ini mereka bisa menyempurnakan rukun Islam ke-5.
“Doa yang dipanjatkan nanti semoga hidup makmur dan sehat serta anak-anak kami juga bisa naik haji semua,” pungkasnya.
Tergabung dalam kloter 48 Embarkasi Surabaya, Kasan dan istrinya telah tiba di Makkah pada tanggal 12 Juni dini hari.