Kisah Marty Si Kancil, Tak Ada Lagi Kancil yang Dikurung dan Tak Diberi Ampun..

Konten Media Partner
10 April 2021 6:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Harini Riana penulis buku Kisah Marty Si Kancil.
zoom-in-whitePerbesar
Harini Riana penulis buku Kisah Marty Si Kancil.
ADVERTISEMENT
"Si Kancil anak nakal, suka mencuri ketimun. Ayo lekas dikurung, jangan diberi ampun."
ADVERTISEMENT
Sepenggal lirik lagu 'Si Kancil' karya Ibu Soed ini begitu legend hingga amat lekat di ingatan. Lewat cerita Si Kancil, anak seolah diingatkan tentang konsekuensi mengambil hak orang lain tanpa izin.
Berangkat dari kisah fabel yang legendaris itu, penulis buku anak Harini Riana bersama Danielle Schothorst, ilustrator buku anak dari Belanda, serta penerbit Clavis Indonesia berkolaborasi memberi 'wajah' baru bagi si kancil yang terlanjur dikenal suka mencuri ini.
Melalui 'Kisah Marty Si Kancil', Ria (sapaan Harini Riana) mengibaratkan kancil mewakili karakter anak-anak yang selalu punya rasa ingin tahu, yang mau mengakui kesalahan, yang mudah meminta maaf, yang tahu cara berterima kasih, dan mau belajar bertanggung jawab atas tindakannya.
"Saat memikirkan kisah kancil ini saya mencoba melihatnya dari sisi anak. Bagi orang dewasa, tindakan kancil mungkin disebut mencuri. Tapi bagi anak-anak, si kancil kan nggak tahu kalau kebun itu ada pemiliknya, dia nggak tahu kalau untuk mengambil sayur dan buah di kebun itu harus izin. Sepolos itu anggapan mereka," kata Ria dalam sesi peluncuran buku Kisah Marty Si Kancil, di The Localist Coffee and Bistro Surabaya, Jumat (9/4).
Harini Riana, penulis buku Kisah Marty Si Kancil (berbaju biru) bersama media saat peluncuran Kisah Marty Si Kancil di The Localist Coffee and Bistro Surabaya (9/4).
Bersama sang editor, Ria ingin anak-anak mengerti tentang kesadaran bertanggung jawab tanpa harus selalu diancam dengan hukuman. Dia juga ingin anak-anak maupun orang tua tidak mudah memberi label negatif seperti 'anak nakal' yang akan memengaruhi tumbuh kembang psikis anak hingga dewasa.
ADVERTISEMENT
"Di cerita ini digambarkan bagaimana Marty menyesali perbuatannya dan berusaha berbuat baik sebagai tanda meminta maaf pada pemilik kebun. Tanpa harus menggurui, anak-anak itu secara alami mengenali perbuatan baik dan buruk. Melalui ilustrasi gambar yang bagus, anak semakin mudah untuk memahami alur cerita dan maksud dari kisah ini. Jadi bebaskan mereka menilai sendiri bagaimana sikap Marty," kata Ria.
Dongeng nusantara seperti Si Kancil ini, menurut Ria, merupakan yang pertama diterbitkan oleh Clavis Indonesia. "Harapannya tentu saja akan ada kesempatan untuk dongeng-dongeng lain dari Indonesia yang akan dikenal dunia. Ini salah satu cara melestarikan dongeng nusantara," pungkas Ria.