Kisah Siswa SD di Surabaya Olah Lahan Tidur Perumahan Jadi Kebun Mengkudu

Konten Media Partner
5 November 2023 9:13 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aisyah Avicena Rhazes, siswi SDN 1 Jemur Wonosari Surabaya. Foto: Dok. pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Aisyah Avicena Rhazes, siswi SDN 1 Jemur Wonosari Surabaya. Foto: Dok. pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Prihatin melihat lahan tidur di depan sekolahnya tak terawat mendorong siswa SD kelas VI di Surabaya, Aisyah Avicena Rhazes Lavoiser, untuk merawatnya menjadi lahan yang bermanfaat.
ADVERTISEMENT
"Jadi lahan itu ada di depan sekolah, di dalam kompleks perumahan. Jadi tempat pembuangan gragal (bongkahan - bongkahan batu bekas bangunan yang tidak terpakai) warga, nah teman-teman sering ke situ untuk ambil bola yang terlempar saat bermain, cukup berbahaya kan. Dari situ saya kepikiran untuk bersih-bersih lahan itu," jelas siswa SDN Jemur Wonosari I ini, kepada Basra, (4/11).
Dibantu sang ibu, Kholis Istianah, Aisyah lantas membersihkan lahan tidur tersebut. Setelah dirasa cukup bersih, Aisyah mulai memanfaatkan lahan tidur tersebut. Awalnya Aisyah menanam tanaman sirih gading seperti yang dilakukan di rumahnya. Sayangnya tanaman tersebut tumbuh tak seperti harapannya.
"Daunnya kecil-kecil tidak sebesar tanaman sirih gading di rumah. Karena tanah di lahan itu ternyata bukan tanah yang subur, sudah terlalu banyak tumpukan gragalnya," tutur Aisyah.
ADVERTISEMENT
Atas saran sang ibu, Aisyah lantas beralih dengan menanam mengkudu. Menurut penjelasan sang ibu, mengkudu bisa tumbuh di lahan yang kurang subur.
"Mama pernah lihat ada tanaman mengkudu yang tumbuh liar. Nah dari situ akhirnya kita mulai coba tanam mengkudu, itu sekitar akhir 2022 kemarin. Awalnya kita mulai tanam dengan cara indukan, jadi kita ambil dari tanaman mengkudu yang tumbuh liar," paparnya.
Kegigihan Aisyah membudidayakan tananam mengkudu membuahkan hasil. Dalam hitungan minggu tanaman mengkudu hasil indukan tersebut berbuah.
Uniknya, meski berhasil melakukan budidaya tanaman mengkudu, namun Aisyah sempat enggan untuk menikmati buahnya.
"Selama ini kan mengkudu dikenal sebagai buah dengan aroma yang kurang sedap, terus pahit juga. Nah saya agak takut mau incip. Tapi sama mama dipaksa terus. Kata mama 'Budidaya mengkudu kok nggak mau makan buahnya, nanti gimana mau kasih penjelasan ke orang'," kisahnya.
ADVERTISEMENT
Aisyah pun membulatkan tekad untuk bisa makan buah mengkudu yang telah diolah sang ibu dengan bumbu rujak. Hasilnya, Aisyah tak merasakan pahit atau aroma menyengat dari buah tersebut.
"Ternyata mama pilih buah yang sudah matang tapi buahnya yang agak keras. Itu tidak bau dan rasanya tawar gitu," imbuhnya.
Setelah tanaman mengkudunya berbuah, Aisyah mulai mencari referensi untuk mengolah buah mengkudu. Dari hasil pencarian di internet dan beberapa kali konsultasi dengan apoteker di dekat rumahnya, Aisyah akhirnya mengolah buah mengkudu menjadi body lotion.
"Waktu itu juga mau ikut lomba penelitian, jadi buah mengkudu diolah jadi body lotion," tukasnya.
Selain sebagai body lotion, Aisyah juga mengolah buah mengkudu menjadi minuman herbal. Bahkan di bawah tanaman mengkudu, Aisyah juga menanam ketela yang dapat tumbuh di lahan kurang subur.
ADVERTISEMENT
Atas segala jerih payahnya yang sukses mengolah lahan tidur menjadi kebun mengkudu, Aisyah berhasil dinobatkan sebagai Putri Lingkungan Hidup 2023 pada bulan Oktober lalu.
Kini Aisyah mengaku masih tetap merawat kebun mengkudunya. Aisyah berharap nantinya akan ada adik kelasnya yang akan tetap merawat kebun mengkudu tersebut.
"Habis kan SMP, Aisyah berharap nantinya ada yang mau merawat tanaman mengkudu itu," tandasnya.