Konten Media Partner

Kisah Sukses Sulam Alis Rainbrow, Dari Jasa Keliling hingga Punya 28 Cabang

18 Mei 2022 17:13 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dokumentasi Shandy King
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi Shandy King
ADVERTISEMENT
Kisah sukses para pengusaha selalu menjadi inspirasi untuk banyak orang. Dari mereka, Anda bisa belajar banyak bahwa kesuksesan tidak dapat diraih dengan cara instan. Menjadi pengusaha sukses tentu adalah dambaan semua orang. Namun, jalan untuk menuju kesuksesan tidaklah selalu mulus dan mudah. Banyak pelaku bisnis yang harus merasakan jatuh bangun sebelum menjadi sukses. Kemudian harus melalui jalan yang berliku sebelum akhirnya menjadi pengusaha sukses. Ada banyak peluang bisnis di masa kini. Salah satu yang cukup berkembang, menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan kecantikan wanita.  Tampil cantik adalah menjadi impian setiap wanita. Ada banyak hal-hal yang menjadi penunjang pesona seorang wanita. Dari tata busana, tata rias hingga 'printilan' lainnya.  Alis mata dan bibir juga merupakan bagian utama yang menunjang penampilan seseorang. Terkadang, memperbaiki bentuk alis dan bibir ini tak cukup dengan make up saja. Kini, banyak wanita yang memilih menggunakan teknik sulam untuk mempercantikan tampilan alis dan bibir. Teknik ini memberi kesan hasil permanen dan tahan untuk beberapa waktu. Sulam alis adalah prosedur kosmetik untuk mengisi alis dengan menanamkan pigmen berwarna. Pigmen ini mempunyai tekstur menyerupai rambut asli dan dipasang mengikuti jalur pertumbuhan rambut asli, alias feathering. Hal ini yang kemudian dilirik oleh para pelaku bisnis. Belakangan bisnis ini menjamur di mana-mana. Di antara ribuan pebisnis sulam alis, sosok Shandy King terbilang mencuat lantaran sukses melakoni bisnisnya hingga sebesar sekarang. Ya, pendiri lini bisnis kecantikan sulam alis dan sekolah sulam Rainbrow ini, kini memiliki 28 cabang layanan yang tersebar di seluruh Indonesia. Perjuangannya membesarkan bisnis ini ia mulai sejak 2015 silam. Semua bermula dari passion pada dunia kecantikan. Totalitas pun ia tunjukkan sedari awal. Tanpa ragu, ia segera menimba ilmu ke beberapa negara, untuk mendapatkan pengetahuan seputar sulam alis. "Awalnya memang karena suka, kemudian belajar ke Singapura, Thailand, Belanda sampai Rusia," tutur Shandy. Shandy memulai bisnisnya secara sederhana. Ia sempat berkeliling kesana kemari mendatangi orang-orang yang ingin mendapatkan jasanya. Rupanya, hasil karyanya mendapat apresiasi banyak orang. "Banyak orang yang suka. Saya kemudian terpacu untuk lebih giat membesarkan bisnis ini. Dari semula hanya ada satu lokasi di Jakarta, kemudian berkembang dari satu kota ke kota lain," ucapnya. Kepakkan Sayap Bisnis Perlahan namun pasti, bisnis yang dijalani Shandy terus berkembang. Tercatat sudah ada 28 gerai layanan sulam alis yang hadir di kota-kota besar seluruh Indonesia, termasuk rumah sulam pusat di kawasan Kelapa Gading Jakarta Utara.  Bukan tanpa alasan, Shandy sengaja ingin menghadirkan lebih banyak layanan sulam alis hingga menjangkau banyak daerah. Kemudian, menawarkan biaya yang terjangkau untuk masyarakat. "Ada di Jawa tentunya, kemudian Sumatera, Sulawesi dan Bali. Sejauh ini Kalimantan belum, mudah-mudahan segera ada," ujarnya. Seiring dengan perkembangan bisnisnya yang pesat, nama Shandy juga semakin dikenal orang. Puluhan ribu customer mempercayakan sulam alis padanya.  Berkat tangan dinginnya menyulam alis itu pula, kiprah Shandy juga terdengar sampai ke luar negeri. Ia pernah dipercaya menjadi juri lomba kecantikan di beberapa negara tetangga. "Periode 2017 hingga 2019 saya pernah jadi juri lomba hingga ke Malaysia dan Singapura," katanya. Persiapkan Seniman Sulam Lewat Akademi Memastikan kualitas tetap terjaga bukanlah hal yang mudah, apalagi jika memiliki lini bisnis dengan cabang cukup banyak. Shandy paham akan hal tersebut. Ia kemudian membekali kurang lebih 60 orang pekerja seni sulam alis yang bekerja bersamanya, dengan ilmu.  Ilmu tersebut ia berikan lewat pusat akademi yang memberikan panduan dan pendidikan tentang bagaimana menyulam alis sesuai standar Shandy.  Sebelum masuk ke cabang-cabang, para pekerja seni sulam ini berada di akademi untuk mendapatkan teknik baru dan teknologi yang nanti akan diimplementasikan ke layanan. Setelah lulus pelatihan, mereka akan mendapatkan sertifikat, dan baru bisa bekerja. “Sehingga, semua tempat ini menerapkan sistem yang sama. Bukan freehand, tapi ada metode untuk memastikan kualitas terjaga, seperti menciptakan teknik gambar alis supaya balance," terangnya. Tak Bosan Inovasi dan Adaptasi Teknologi Pebisnis yang ulung tak akan berhenti lelah berhenti belajar. Shandy mengamini hal itu, dibuktikan dengan selalu mengikuti perkembangan teknik hingga teknologi sulam alis terbaru. Ia juga ulet dan enggan menyerah menghadapi rintangan. Kemudian, berbekal dari pengalamannya menimba ilmu di berbagai negara, ia bisa mengadopsi banyak gaya sulam. Namun, semua ia pastikan sesuai dengan karakter wajah wanita Indonesia. "Tidak semua cocok dengan karakter kita, maka harus kita sesuaikan dengan karakter wajah orang Indonesia," ujarnya. Secara khusus, Shandy juga terus melek dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat, untuk membantu menjalankan bisnisnya. Yang terbaru, ia mendapatkan mesin sulam alis yang mengadaptasi teknologi mesin rajah. Mesin tersebut memiliki kecepatan yang baik, mampu menjadikan sulam lebih presisi, hemat waktu, tidak meninggalkan rasa sakit, dan hasil lebih tahan lama. "Setiap ada teknik baru, atau teknologi baru, akan segera kami pelajari dan dapatkan, kemudian kami implementasikan dalam layanan agar memberikan yang terbaik untuk customer," tutup Shandy.
ADVERTISEMENT