news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Unggun, Pria Berusia 59 Tahun yang Lulus dari ITS dengan IPK 3,72

Konten Media Partner
10 Oktober 2021 15:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Unggun Dahana sebagai wisudawan tertua ITS pada Wisuda ke-124 ITS.
zoom-in-whitePerbesar
Unggun Dahana sebagai wisudawan tertua ITS pada Wisuda ke-124 ITS.
ADVERTISEMENT
Usia senja tak menjadi penghalang Unggun Dahana untuk selalu menimba ilmu. Wisudawan dari Departemen Teknik Sistem Perkapalan ini sukses menyelesaikan masa studi program magisternya (S2) di usia 59 tahun 3 bulan.
ADVERTISEMENT
Unggun pun dinobatkan sebagai wisudawan tertua pada Wisuda ke-124 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Unggun bercerita, motivasi dalam melanjutkan studinya tersebut bermula dari masa studi S1-nya yang mengambil jurusan Teknik Persisteman Kapal di ITS pada tahun 1985. Di samping itu, banyak para senior dan juniornya yang menjadi dosen di ITS.
"Jurusan ini juga sejalur dengan pekerjaan saya di bidang migas dalam inspeksi dan sertifikasi migas. Belajar harus dilanjutkan secara terus-menurus. Karena umur tidak membatasi saya untuk berhenti belajar,” ucapnya, Minggu (10/10).
Wisudawan yang berhasil memperoleh IPK 3,72 ini menuturkan, selama proses menempuh pendidikan ia sempat menemui kendala. Hal ini dikarenakan dalam bidang pekerjaannya jarang menggunakan kaidah-kaidah dalam penulisan ilmiah.
Sehingga ia harus lebih belajar dan menyesuaikan diri dengan sistem penulisan ilmiah. “Dikarenakan saya praktisi, di pekerjaan jarang menulis dengan kaidah ilmiah," jelasnya.
Terkait cara Unggun membagi waktu antara kuliah dan bekerja, ia mengaku tidak mengalami kesulitan. Perkuliahan dilaksanakan lima kali dalam seminggu dan masing-masing hanya berdurasi 2-3 jam, sehingga baginya lebih mudah mengatur waktu.
ADVERTISEMENT
Pria yang lulus dengan predikat sangat memuaskan ini berhasil membuahkan tesis berjudul Penggunaan Drone untuk Pengawasan Operasi Maritim dan Menganalisa Kesenjangan Antara Tujuan Regulasi Sistem Identifikasi Otomatis dengan Kinerjanya.
Tesis ini bertujuan untuk pengawasan laut menggunakan sistem drone guna melengkapi sistem identifikasi Automatic System Identification (AIS) di pelabuhan, karena masih banyaknya kapal yang tidak terbaca oleh radar.
"Tesis saya terinspirasi dari buku berjudul Maritim Economics karangan Stopfords. Dalam buku ini mengisahkan tentang kejayaaan ekonomi maritim di Mesopotamia sejak 5.000 tahun silam," ucapnya.
Unggun berharap, tesis yang telah ia buat dapat bermanfaat bagi keselamatan dalam berbagai bidang. Ia memaparkan ketika menciptakan teknologi harusnya memperhatikan aspek-aspek keselamatan.
“Harapan saya agar mengedepankan aspek keselamatan dan lingkungan dalam mengembangkan teknologi," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Tak lupa, ia juga berterima kasih kepada para dosen yang telah memotivasinya untuk menyelesaikan masa studi S2 di ITS, khususnya Dr Ir Agoes Santoso MSc MPhil, Raja Oloan Saut Gurning ST MSc PhD dan Prof Dr Ketut Buda Artana ST MSc.
"Ketiga dosen inilah yang selalu memberi inspirasi dan semangat kepada saya," pungkasnya.