Kolaborasi Anak-anak Tunanetra dan Komunitas ACI Sambut Hari Musik Nasional

Konten Media Partner
6 Maret 2023 15:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kolaborasi anak-anak tunanetra Yayasan Pendidikan Anak-anak Buta (YPAB) bersama komunitas ACI menyambut peringatan Hari Musik Nasional, Senin (6/3). Foto-foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Kolaborasi anak-anak tunanetra Yayasan Pendidikan Anak-anak Buta (YPAB) bersama komunitas ACI menyambut peringatan Hari Musik Nasional, Senin (6/3). Foto-foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Komunitas Aksi Cinta Indonesia (ACI) menyuguhkan kolaborasi apik bersama anak-anak tunanetra dari Yayasan Pendidikan Anak-anak Buta (YPAB) menyambut peringatan Hari Musik Nasional, Senin (6/3). Bertempat di pendopo sekolah YPAB di kawasan Gebang Putih, Surabaya, kolaborasi tersebut menyuguhkan kepiawaian anak-anak YPAB memainkan alat musik angklung dan suara emas dari anak-anak ACI.
ADVERTISEMENT
Dalam kolaborasi tersebut 22 anak YPAB bersama 4 anak ACI kompak menyanyikan lagu Bahasa Kasih yang merupakan ciptaan ACI. Sebelumnya 22 anak YPAB menunjukkan kepiawaiannya bermain angklung dengan membawakan beberapa lagu, di antaranya Nyanyian Pulau Kelapa dan lagu Heal The World milik mendiang Michael Jackson.
"Ada 22 anak yang bermain angklung. Mereka terdiri dari anak SMP dan SMA," kata Eko Purwanto, Kepala SMP dan SMA YPAB Surabaya, kepada Basra, Senin (6/3).
Selain untuk menyambut perayaan Hari Musik Nasional yang diperingati setiap tanggal 9 Maret, kolaborasi tersebut sekaligus menjadi acara pembuka rangkaian kegiatan hari jadi YPAB yang ke 64 tahun.
"Kebetulan tanggal 9 nanti kami juga berulang tahun yang ke 64. Jadi ini sekaligus jadi acara pembuka," ungkap Eko.
ADVERTISEMENT
Eko menuturkan jika ke 22 siswanya cukup antusias bisa berkolaborasi dengan komunitas ACI. Bahkan persiapan khusus dilakukan anak didiknya selama satu minggu.
"Anak-anak latihan selama 1 minggu untuk persiapan tampil hari ini. Latihan selesai sekolah selama 2 jam," jelasnya.
Eko berharap dengan adanya kolaborasi ini dapat lebih memotivasi anak didiknya bermain musik terutama angklung. Pasalnya meski menjadi kegiatan wajib di sekolah, namun kesenian angklung sempat dihentikan saat pandemi melanda.
"Anak-anak di sini wajib untuk main alat musik angklung. Pandemi kemarin kan sempat tidak latihan, dan baru latihan lagi setelah pandemi mulai mereda," tandasnya.