Kolaborasi FK Unair - Universitas Adelaide Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi

Konten Media Partner
28 Februari 2023 16:15 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Prof. Dr. Budi Santoso, dr. SpOG(K) (tengah), disela acara workshop peningkatan kualitas pelayanan kesehatan maternal pada 6 kabupaten/kota di Jawa Timur dan Kalimantan Timur, Selasa (28/2). Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Prof. Dr. Budi Santoso, dr. SpOG(K) (tengah), disela acara workshop peningkatan kualitas pelayanan kesehatan maternal pada 6 kabupaten/kota di Jawa Timur dan Kalimantan Timur, Selasa (28/2). Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih relatif tinggi. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Jawa Timur pada tahun 2018 terdapat 522 kematian ibu dan 4.028 kematian neonatal (bayi baru lahir). Berbagai upaya pun dilakukan untuk menekan angka kematian ibu dan bayi. Salah satunya seperti yang dilakukan Fakultas Kedokteran (FK) Unair bersama The University of Adelaide Australia.
ADVERTISEMENT
"Kami (FK Unair) dengan Adelaide University plus 6 kabupaten di Jawa Timur dan Kalimantan Timur (menggelar workshop) di mana itu akhirnya (berupaya) bagaimana angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi ini bisa turun," jelas Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Prof. Dr. Budi Santoso, dr. SpOG(K) disela acara workshop peningkatan kualitas pelayanan kesehatan maternal pada 6 kabupaten/kota di Jawa Timur dan Kalimantan Timur, Selasa (28/2).
Prof Budi mengungkapkan workshop yang digelar tersebut memang tak secara langsung dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi, namun setidaknya dapat memperbaiki tentang sumber daya manusia (tenaga kesehatan) hingga pelayanan fasilitas kesehatan.
"Workshop ini adalah workshop yang kedua dan Prof Mahmood ( Mohammad Afzal Mahmood, MD, MBBS, MPH, PhD dari The University of Adelaide Australia) adalah adjunct professor kita di departemen obgyn yang memang setiap 6 bulan sekali harus datang memberikan perkuliahan. Tapi untuk workshop ini beliau motornya," papar Prof Budi.
ADVERTISEMENT
"Kira-kira 6 bulan yang lalu kita melaksanakan workshop yang pertama, dan jadi workshop itu dikerjakan di masing-masing center di 6 kabupaten itu. Sekarang melanjutkan workshop yang kedua sekaligus evaluasi apakah aktivitas-aktivitas yang direkomendasikan pada workshop sebelumnya sudah dilaksanakan? Dan ternyata sudah dilaksanakan dan mampu mendeteksi terjadinya hipertensi dalam kehamilan, eklamsianya bisa menurun," sambungnya lagi.
Prof Budi berharap keenam kabupaten yang terlibat dalam workshop ini nantinya bisa menjadi role model yang dapat dicontoh oleh daerah lain.
Adapun keenam kapubaten/kota dari provinsi Jawa Timur dan Kalimantan Timur yang terlibat dalam workshop ini antara lain Pasuruan, Tuban, Jombang, Balikpapan, Kutai Kartanegara, dan Samarinda.
Sementara itu dijumpai dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Masitah, SKM., MQIH menuturkan workshop ini digelar untuk meningkatkan kapasitas SDM kesehatan.
ADVERTISEMENT
"Kita coba mengaplikasikan apa yang sudah kita dapatkan. Kemudian kolaborasi dengan Jawa Timur melalui FK Unair. Intinya adalah kita membangun jembatan dari universitas, dinas kesehatan, rumah sakit, dan pemerintah daerah, bagaimana kita ini punya persepsi yang sama untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi," tutur Masitah.